Kamis, 25 Maret 2010

SAKSI-SAKSI YEHUWA

Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) adalah aliran sektaris (sekte = yang memisahkan diri) dan kultis (kultus = mengikuti ajaran tokoh yang dikultuskan) dan bersifat elitis (elit = merasa benar sendiri dan semua ‘susunan kristen’ salah). Aliran ini berkembang pada abad XIX dirintis Charles Taze Russell (lahir 1852). Russell senang belajar Alkitab namun menolak Yesus adalah Allah, dan adanya hukuman kekal dan neraka. Terpengaruh ajaran Akhir Zaman Adventisme, pada tahun 1877 ia menulis risalah tentang kedatangan kembali Yesus yang sudah dimulai pada tahun 1874 dan setelah persiapan selama 40 tahun akan digenapi pada Akhir Zaman pada tahun 1914 disusul kedatangan kerajaan 1000 tahun. Pada tahun 1884 ia mendirikan ‘Watchtower Bible and Tract Society’ dan pengikutnya disebut ‘Siswa-Siswa Alkitab.’

PANDANGAN TENTANG ALKITAB

Saksi-Saksi Yehuwa (SY) menganggap bahwa Alkitab dari umat Kristen (terjemahan Indonesia diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia / LAI) salah terjemahannya, lebih-lebih terjemahan Katolik Roma 'Douay' yang diterjemahkan dari Vulgata sangat ditentang (dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Lembaga Biblika Indonesia / LBI), karena itu SY merasa bertanggung jawab untuk menerjemahkannya menurut versi mereka sendiri.

SY mendasari Kitab Sucinya dari terjemahan Empathic Diaglott yang ditulis oleh Benyamin Wilson (1864) seorang tokoh Christadelphian. Diaglott artinya dua bahasa, cara kerjanya adalah dengan menulis terjemahan di bawah setiap kata bahasa asli Alkitab. Versi SY kemudian disebut sebagai 'The New World Translation' (NW). Terjemahan Perjanjian Baru diselesaikan pada tahun 1950 dan Perjanjian Lama pada tahun 1960, dan setelah direvisi, maka pada tahun 1961 diterbitkan secara lengkap. Edisi ini direvisi ulang pada tahun 1970 dan 1971 dan kemudian pada tahun 1984. Pada kata pengantar bahasa Inggeris edisi 1961 disebutkan:

Saksi Yehuwa 1

Saksi Yehuwa (SY, Jehovah Witnesses) adalah aliran agama yang sering secara terbuka mengaku sebagai ‘Siswa-Siswa Alkitab’ namun juga sering mengaku sebagai Kristen (namun ajarannya bersifat antitesa terhadap kekristenan) dan cenderung berpraktek melalui kunjungan dari rumah-ke-rumah, dan sekalipun SY menyiarkan keyakinan mereka juga pada penganut agama lain, misi mereka memang diutamakan mendatangi umat Kristen yang sudah bergereja. Karena perilaku mereka yang cukup rajin mendatangi orang-orang di rumah mereka dan telah menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama umumnya karena praktek kunjungan-kunjungan ke rumah-rumah masyrakat yang sudah beragama dan juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan, pada tahun 1976 melalui SK Jaksa Agung R.I., kegiatan SY dilarang. Melalui SK Jaksa Agung RI pula, pada tanggal 1 Juni 2001, SK tahun 1976 itu dicabut.

SAKSI-SAKSI YEHUWA

Saksi-Saksi Yehuwa (SSY, Jehovah Witnesses) adalah aliran eksklusif yang sering secara terbuka mengaku sebagai ‘Siswa-Siswa Alkitab’ dan secara samar-samar mengaku sebagai 'Kristen', namun ajarannya bersifat antitesa terhadap kekristenan. SSY cenderung berpraktek melalui kunjungan dari rumah-ke-rumah, dan sekalipun SSY menyiarkan keyakinan mereka juga pada penganut agama lain, misi mereka diutamakan mendatangi umat Kristen yang sudah bergereja. Karena perilaku mereka yang cukup rajin mendatangi orang-orang yang sudah beragama di rumah mereka dan telah menimbulkan keresahan dan juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan (a.l. tidak menghormati bendera, transfusi darah), pada tahun 1976 melalui SK Jaksa Agung R.I., kegiatan mereka dilarang. Tetapi melalui SK Jaksa Agung RI pula, pada tanggal 1 Juni 2001, SK tahun 1976 itu dicabut sehingga sekarang SSY dapat bergerak menjalankan misinya dengan leluasa.

Saksi Yehuwa dan Alkitab

Saudara/i ykk,

BILA kita berbicara dengan saudara-saudara Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses), selain jawaban bahwa mereka juga mengaku sebagai ‘Kristen’, SSY juga mempercayai bahwa Alkitab adalah Firman Allah, dan dijadikan dasar pengajaran SSY. Namun, sekalipun mereka mempercayai Alkitab Kristen sebagai Firman Allah, dan pada awal gerakan mereka SSY juga menggunakan Alkitab Kristen, dapat dilihat bahwa mereka menolak Alkitab terjemahan Kristen karena dianggap sudah salah terjemahannya. Adanya keyakinan yang ambivalen demikian, SSY menerbitkan sendiri Alkitab versi SSY yang dinamakan The New World Translation of the Holy Scripture (NW) atau Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (KS-TDB)

KITAB SUCI FIRMAN ALLAH ATAU AJARAN MANUSIA?

Memang SSY menjadikan Kitab Suci (NW/TDB) menjadi buku utama (lihat a.l. terbitan SSY, 'ALKITAB, Firman dari Allah atau dari Manusia?', 1990), namun kita akan melihat bahwa sebenarnya yang dimaksudkan dengan 'Kitab Suci' (NW/TDB) itu pada hakekatnya bukanlah terjemahan dari naskah asli seperti yang dimiliki gereja Kristen namun sarat mengandung ajaran Watchtower dan 'Studies in the Sciptures' karya Russel dan Rutherford yang sudah dikemas dalam referensi maupun apendiks Kitab Suci tersebut di samping otoritas buku-buku pengajaran yang mereka terbitkan, bahkan lebih dari itu teks Alkitab itu sendiri sudah mengalami isi pengajaran/doktrin SSY.

Saksi Yehova dan Firman Allah: Soal Terjemahan

Salah satu soal yang terbesar dalam pembahasan mengenai agama ialah, "Apakah patokan kita dalam menentukan azas-azas kepercayaan yang benar?"

Ada orang yang melandaskan kepada buku suci ini atau itu. Ada yang menjunjung tinggi perkataan-perkataan manusia, seperti misalnya titah Paus atau keputusan dewan pemimpin-pemimpin Gereja. Ada juga yang mengutamakan pimpinan Roh Kudus yang langsung diberikan-Nya kepada orang percaya.

Bila saksi Yehova ditanyai mengenai patokan kepercayaan mereka, mereka akan menjawab: "Firman Allah itulah patokan kami, yaitu Alkitab."
Oleh karena itulah, ada banyak orang yang tertarik kepada aliran saksi Yehova. Mereka ingin mencari kebenaran dari sumber yang tepat, yaitu dari Kitab Suci yang diilhamkan oleh Tuhan Allah sendiri.

Indoktrinasi Saksi Yehova/Yehuwa

Saksi Yehova/ Yehuwa menggunakan 7 langkah indoktrinasi, atau rentetan pengajaran dan latihan-latihan yang bertujuan menjangkau dan meyakinkan penganut-penganut baru. Cara-cara mereka hendaknya dipelajari oleh orang Kristen, agar dapat memahami sepenuhnya metode "penginjilan" yang digunakan oleh aliran yang menyesatkan itu.

1] Menjual Bahan Cetakan
Mungkin belum pernah ada gerakan keagamaan yang lebih memanfaatkan bahan cetakan, daripada saksi Yehova. Kebanyakan buku dan majalah mereka tidak dihadiahkan, tetapi dijual; dengan demikian orang yang menerimanya merasa bahwa dia sendiri harus berikhtiar/ berusaha sedikit untuk barang yang bermutu itu. Harganya cukup pantas, karena saksi Yehova hendak menutup ongkos cetak, dan mereka biasa mencetak bahannya dalam jumlah yang cukup banyak.

Darimana Asal Saksi Yehova/Yehuwa?

Sejarah saksi Yehova berkisar pada 3 orang Amerika: Charles Taze Russell, Joseph Franklin Rutherford dan Nathan Homer Knorr.

1.Charles Taze Russell
Charles Taze Russell lahir di kota Pittsburgh, negara bagian Pennsylvania, pada tahun 1852. Ia di-didik di sekolah-sekolah umum dan oleh guru-guru pribadi. Charles dan orang tuanya adalah anggota gereja yang giat. Pada usia muda, ia mulai tertarik akan soal-soal theologia. Ia juga aktif dalam pekabaran Injil setempat.
Ketika Charles berumur belasan tahun, ia meninggalkan gereja dan mengaku sebagai orang yang tidak beragama. Hal yang membuat pikirannya susah adalah doktrin adanya neraka dan hukuman bagi orang-orang jahat. Jika Allah adalah kasih---demikian pemikiran Charles T Russell---pasti Ia (Allah) tidak akan menyuruh seseorang untuk masuk ke tempat penyiksaan abadi.

Siapakah Saksi Yehova/Yehuwa itu?

Banyak anggota gereja di Indonesia yang bertanya: siapakah saksi Yehova itu? Pertanyaan ini ada karena banyak orang Kristen di Indonesia yang pernah berjumpa serta berdialog dengan mereka. Saksi Yehova dikenal dengan kegiatan mereka yang sering menyebarkan doktrin-doktrin aliran mereka itu.

Dilihat dari luar, Organisasi saksi Yehova sepertinya dapat diartikan sebagai salah satu aliran Kristen. Mereka membaca Alkitab dan menghormati Yesus Kristus. Akan tetapi apabila diselidiki lebih lanjut, gerakan tersebut lebih tepat disebut sebagai suatu bidat dalam agama Kristen. Mereka tidak menerima Yesus sebagai penjelmaan Tuhan Allah, menolak paham Trinitas/Tritunggal, serta banyak lagi ajaran saksi Yehova yang secara umum ditolak oleh umat Kristen (termasuk umat Katolik).

Menjawab Saksi Yehuwa

Kebebasan beragama adalah hal yang baik. Sebelum masa reformasi, Indonesia tidak memiliki kebebasan beragama yang sebebas-bebasnya. Hal itu karena hanya ada lima agama yang diakui oleh negara, padahal di dunia ini ada banyak sekali agama. Agama-agama yang tidak ternaungi oleh Depag, akhirnya nebeng di bawah nama agama lain, atau sama sekali tidak mendaftarkan diri dan “beroperasi” secara diam-diam.

Semenjak jatuhnya Soeharto, ada sedikit perbaikan dalam hal ini. Kini, Departemen Agama mengakui lebih dari lima agama, antara lain Kong Hu Cu. Gereja-gereja juga kini tidak perlu lagi berada di bawah sinode-sinode yang telah diakui pemerintah. Memang, seharusnya negara tidak perlu menentukan agama mana yang sah, atau yang tidak sah, karena masing-masing orang memiliki hak asasi untuk mempercayai apa yang diingininya. Negara sama sekali tidak berhak menilai “aliran” manakah yang benar dan yang salah, sehingga tugas negara seharusnya hanyalah menjaga agar tidak terjadi pelanggaran hukum oleh pihak manapun.

Bertambahnya kebebasan beragama di Indonesia, bukan hanya dipakai oleh orang-orang percaya demi pekabaran Injil, tetapi juga dipakai oleh Iblis untuk memajukan penyesatan. Salah satu aspek yang paling kentara adalah bangkitnya sekte Saksi Yehova (SY). Golongan yang tidak diakui selama Orde Baru ini, kini sudah resmi terdaftar di Departemen Agama dan sedang meningkatkan aktivitas mereka. Banyak orang Kristen yang salah pengertian, lalu mengecam kebebasan beragama sebagai sesuatu yang kurang baik karena memberi kesempatan bagi SY untuk berkembang. Sebenarnya tidak boleh bersikap demikian. Yang salah bukanlah kebebasan beragama, karena kebebasan itu baik. Jika tidak ada kebebasan, maka Iblis juga akan campur tangan, sehingga golongan yang benar pun tidak boleh beroperasi (misal di Arab Saudi tidak boleh ada gereja). Kebebasan itu sesuai dengan keinginan Allah, tetapi yang salah adalah kurangnya pengetahuan “orang-orang Kristen” sehingga mudah untuk disesatkan oleh berbagai bidat seperti Saksi Yehova (SY).


SAKSI JEHOVAH: SINYAL YANG MEMBINASAKAN

Seandainya dari awal Saksi Jehovah (atau Saksi-Saksi Yehuwa=SSY) masuk Indonesia seperti denominasi lain, tanpa dihimpit oleh pemerintah, maka mungkin mereka akan hanya memiliki beberapa beberapa gereja seperti Mormon dan Christian Science. Terlebih lagi jika gereja-gereja Protestan membekali anggota jemaat tentang poin-poin kesesatan Saksi Jehovah, maka mereka pasti tidak bisa mendapatkan banyak orang.

Namun kelompok Protestan telah salah sikap, memakai tangan pemerintah meng­hadang mereka di permukaan, sehinggamemaksa mereka bergerak di bawah. Akhirnya bukan rahasia lagi bahwa mereka berjalan dua-dua orang memasuki rumah orang Kristen, mempertanyakan komposisi iman mereka, dan mulai memasukkan pengajaran mereka. Hasilnya, jumlah mereka tak terhitung, dan jaringan mereka menggurita.