Kamis, 23 September 2010

Saksi Yehovah: Politeisme Terselubung

Hal utama yang membedakan organisasi Menara Pengawal (Watchtower) dengan kekristenan pada umumnya adalah pengajaran mereka tentang Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Ini bukanlah isu yang kecil atau sekedar suatu topik sampingan. Kepercayaan seseorang tentang Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, adalah inti dari imannya dan akan mempengaruhi masa depannya dalam kekekalan. Oleh karena itu, penting sekali untuk memastikan pengajaran Alkitab mengenai hal-hal ini.

Organisasi Menara Pengawal menolak doktrin Tritunggal. Mereka menyebarkan konsep bahwa doktrin Tritunggal barulah muncul ratusan tahun setelah para Rasul, yaitu melalui Konstantin dalam Konsili Nicea. Berbarengan dengan penolakan mereka terhadap doktrin Tritunggal, mereka juga menolak bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang Mahakuasa yang sejajar dengan Bapa. Sebaliknya, mereka mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan yang paling pertama. Menara Pengawal mengajarkan bahwa Yesus pada awalnya adalah makhluk roh yang diciptakan sama seperti malaikat-malaikat, yang lalu turun ke bumi menjadi manusia. Lebih lanjut lagi, mereka menolak Roh Kudus sebagai pribadi, melainkan menganggapNya hanya sekedar “tenaga aktif” Allah. (Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal? Pennsylvania: Watch Tower Bible and Tract Society, 1989)

Terkadang ada orang-orang yang pernah dikunjungi oleh Saksi Yehovah yang tidak tahu bahwa Saksi Yehovah mengajarkan Yesus bukanlah Tuhan dan Allah. Ini karena Saksi Yehovah sangatlah pintar dalam pendekatan mereka kepada orang-orang Kristen yang belum mengenal mereka. Mengingat bagi kebanyakan orang Kristen Yesus adalah Tuhan dan Allah, Saksi Yehovah sering masuk melalui isu-isu lain, seperti moralitas, langit dan bumi baru, keadilan di bumi, dan topik-topik lainnya dengan bantuan majalah-majalah mereka yang berwarna-warni dan menarik bagi mereka yang tidak berhati-hati. Barulah setelah individu yang bersangkutan tertarik dengan ajaran Menara Pengawal ini, mereka melakukan “pembelajaran,” dan di sanalah doktrin-doktrin Menara Pengawal perlahan-lahan diajarkan.

Dalam menyebarkan doktrin mereka ini, Menara Pengawal juga menggunakan Alkitab untuk mendukung pengajaran mereka. Tetapi kita tidak perlu heran bahwa Menara Pengawal memakai Alkitab, karena Iblis pun menggunakan Kitab Suci saat mencobai Tuhan Yesus. Hanya saja, Iblis menggunakan Kitab Suci secara salah dan di luar konteks. Demikian juga dengan Menara Pengawal. Mereka termasuk dalam golongan yang disinggung oleh Rasul Petrus: “orang-orang yang tidak memahaminya [tulisan Paulus] dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya [tulisan Paulus/Kitab Suci] menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan- tulisan yang lain [bagian-bagian lain Kitab Suci]” (2 Pet. 3:16).

Menara Pengawal bisa saja mengambil satu atau dua ayat, yang jika ditafsirkan terisolasi dari bagian Kitab Suci lain, seolah-olah mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan, namun penafsiran seperti ini akan bertentangan dengan keseluruhan kesaksian Alkitab yang sedemikian jelasnya. Salah satu ciri khas dari bidat atau pengajaran sesat adalah mengambil beberapa ayat, lalu menafsirkannya secara bertentangan dengan konteks Alkitab secara keseluruhan. Bagi orang-orang “Kristen” KTP yang tidak mengerti kebenaran, adanya beberapa ayat yang dikutip ini, membuat Menara Pengawal seolah-olah benar. Padahal, tidak demikian konteks perikop maupun konteks keseluruhan Alkitab. Sayangnya ada cukup banyak “kristen-kristenan” yang demikian, yang sering menjadi makanan empuk para penyebar Menara Pengawal.

Nah, marilah kita saat ini melihat apa pengajaran Alkitab mengenai Yesus Kristus dan Roh Kudus. Jika dapat dibuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Allah, dan bahwa Roh Kudus juga adalah Allah, maka secara otomatis doktrin Tritunggal itu benar. Berikut ini akan dipaparkan bukti keilahian Yesus Kristus dalam Alkitab. Materi untuk ini sungguh banyak, karena inilah kesaksian seluruh Alkitab. Beberapa ayat atau perikop yang disalahgunakan oleh Menara Pengawal tidak dapat melawan keseluruhan Alkitab.

1. KEILAHIAN KRISTUS

A. Yesus Menyatakan Diri Allah

Dalam buletin mereka Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, Menara Pengawal membuat pernyataan bahwa “Yesus tidak pernah mengaku sebagai Allah” (hal. 20). Ini adalah penyataan yang sangat-sangat salah dan bertujuan untuk menipu mereka yang tidak fasih Alkitab dan “percaya begitu saja” dengan kata-kata organisasi Menara Pengawal.

1. Dengan menyebut diri Anak Allah

Yesus Kristus sering mengacu kepada diriNya sendiri dengan sebutan “Anak Allah,” misalnya di Matius 27:43. Para bidat, termasuk Menara Pengawal, mengatakan bahwa “Anak Allah” tidak sama dengan “Allah.” Tetapi harus diingat bahwa Yesus adalah seorang Yahudi dan berbicara dalam lingkungan Yahudi. Jika H Yesus adalah seorang Yunani dan berbicara dalam lingkungan Yunani, tentu saja istilah “Anak Allah” dapat mengacu kepada pribadi lain selain Allah. Toh, dewa-dewi Yunani digambarkan sangat mirip dengan manusia, dan bahkan bisa memiliki keturunan fisik (anak). Tetapi Yudaisme memegang teguh Monoteisme. Konsep bahwa Allah dapat memiliki “anak” dari hubungan seksual dengan “dewi” ataupun “perempuan” sangatlah jauh dari pemikiran Perjanjian Lama dan Yahudi. Oleh karena itu, istilah Anak Allah sebenarnya mengacu kepada perwujudan dari Allah sendiri.

2. Dengan menyamakan diri dengan Bapa atau Allah

Jika ada yang ragu bahwa Yesus Kristus mengklaim diri Allah, maka seharusnya pernyataan Alkitab menjadi patokan dan otoritas tertinggi. Perhatikanlah kutipan dari Yohanes 10:30-33 berikut ini: “'Aku dan Bapa adalah satu.'

Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: 'Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?' Jawab orang orang Yahudi itu: 'Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.'”

Jelas sekali keilahian Kristus ternyatakan dalam perikop di atas. Kata-kata Yesus sendiri amatlah kuat: “Aku dan Bapa adalah satu.” Inilah yang diajarkan oleh Alkitab, dan inilah sebabnya orang Kristen percaya doktrin Tritunggal. Yesus dan Bapa adalah satu. Menara Pengawal mengklaim bahwa persatuan ini hanyalah dalam hal “tujuan” atau “tindakan.” Tetapi tidak ada pribadi lain yang mengklaim “satu dengan Allah,” padahal Paulus mengatakan memiliki “pikiran Kristus” (1 Kor. 2:16). Kalau “satu” yang dimaksud oleh Yesus hanyalah “satu” tujuan, maka Yesus tidaklah unik, dan orang Yahudi tidak perlu marah kepadaNya. Konteks langsung dari perikop ini, yaitu ayat-ayat sebelumnya, justru berbicara mengenai kuasa Bapa yang lebih besar dari siapa pun. Ayat 28 berkata bahwa tidak ada yang dapat merebut domba milik Yesus dari tangan Yesus. Ayat 29 menegaskan bahwa tidak ada yang dapat merebut mereka dari tangan Bapa, karena Bapa lebih besar dari siapapun. Tetapi pernyataan ini dilanjutkan dengan “Aku dan Bapa adalah satu”! Jadi, kesatuan Yesus dengan Bapa, minimal adalah kesatuan dalam kuasa!

Bukti lebih lanjut akan kesatuan Yesus Kristus dengan Bapa ada dalam pernyataan Yesus kepada Filipus dalam Yohanes 14:9, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” Dari pernyataan ini, jelaslah bahwa kesatuan antara Yesus dengan Bapa tidaklah sekedar kesatuan tujuan, melainkan jauh lebih dalam daripada itu. Melihat Yesus sama saja dengan melihat Bapa! Dan perhatikan bahwa Yesus bukan berbicara mengenai bentuk visual semata, melainkan juga sifat dan esensinya. “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu...” Tidak ada hubungan antar-pribadi lainnya yang dapat mengatakan hal yang serupa. Bahkan kembar identik sekali-pun, tidak dapat saling menggantikan, karena selain masih ada perbedaan fisik yang kecil, tetapi sifat dan esensi dua individu pastinya berbeda. Pernyataan Yesus ini membuktikan bahwa Ia satu dengan Bapa dalam hal esensi, natur, derajat, dan kuasa.

Perhatikan bahwa orang-orang Yahudi pada saat itu, yang dapat melihat mimik muka, nada suara, dan informasi non-verbal lainnya, menyadari bahwa Yesus sedang menyamakan diri dengan Allah. Organisasi Menara Pengawal mengatakan bahwa orang-orang Yahudi salah mengartikan kata-kata Yesus. Tetapi jika demikian, seharusnya Yesus dapat menjelaskan dengan kata-kata yang terang: “Saya tidak sama dengan Allah Bapa.” Yesus sama sekali tidak membuat penyangkalan seperti itu, melainkan memperkuat klaim dirinya. Jika Menara Pengawal tidak mau percaya kepada penafsiran orang-orang Yahudi waktu itu, seharusnya mereka percaya kepada Kitab Suci. Dalam Yohanes 5:58, Rasul Yohanes menulis bahwa Yesus menyatakan “Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.” Ini bukanlah interpretasi orang Yahudi, melainkan informasi yang diberikan oleh Roh Kudus melalui Rasul Yohanes. Ini adalah pernyataan Kitab Suci, yaitu bahwa Yesus “menyamakan diri-Nya dengan Allah.” Apakah Menara Pengawal percaya Kitab Suci? Mereka mengklaim demikian, dan sering berpura-pura demikian, tetapi pada kenyataannya, mereka lebih suka pada penafsiran dan doktrin mereka sendiri daripada pernyataan jelas dari Alkitab.

3. Dengan Menerima Penyembahan

Hukum pertama dan hukum kedua (Keluaran 20) menekankan bahwa umat beriman tidak boleh menyembah pribadi lain selain Allah. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan prinsip yang sama, yaitu: “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10). Jadi, Yesus menyatakan keilahianNya ketika Ia menerima penyembahan. Berulang kali dalam Injil tercatat bahwa Yesus disembah atau menerima penyembahan. Beberapa contoh di bawah ini memperlihatkan fakta tersebut.

“Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.” (Matius 28:9)

“Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.” (Yohanes 9:38)

“Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."” (Mat. 14:33).

Para pengikut Menara Pengawal mencoba untuk mengelak dari kebenaran yang pahit bagi mereka ini dengan mengatakan bahwa kata “menyembah” yang ditujukan kepada Yesus Kristus tidak berarti “menyembah” sama sekali, melainkan hanyalah artinya “menghormati” atau “bersujud.” Tentunya cara berpikir demikian memperlihatkan bahwa mereka tidak serius mencari kebenaran, melainkan hanya pembenaran. Kata Yunani untuk “menyembah” adalah proskuneo, dan kata ini muncul 60 kali dalam Perjanjian Baru. Kata inilah yang dipakai untuk menyatakan “menyembah Allah” seperti dalam 1 Korintus 14:25, Wahyu 7:11, dan bahkan juga Matius 4:10. Jadi, kata yang sama yang menyatakan penyembahan kepada Allah dipakai juga untuk menyatakan penyembahan kepada Kristus. Jika dalam Matius 4:10 dikatakan bahwa seseorang haruslah hanya proskuneo kepada Tuhan Allah, di ayat-ayat lain dicatat peristiwa orang-orang proskuneo terhadap Yesus.

Mungkin ada pula yang berkata bahwa penyembahan terhadap Yesus dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengerti kebenaran. Tetapi poin yang penting adalah bahwa Yesus menerima penyembahan tersebut. Jika benar bahwa Yesus bukan Allah, maka Ia tidak boleh disembah; dan ketika ada yang berusaha menyembah Dia, maka seharusnya Yesus mencegahnya. Demikianlah yang dilakukan oleh Petrus, dan bahkan oleh malaikat di Surga.

“Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."” (Kis. 10:25-26).

“Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."” (Wahyu 19:10).

Petrus, walaupun seorang Rasul yang hebat, bukanlah Tuhan Allah, sehingga tidak mau menerima penyembahan. Ini adalah sikap yang benar. Malaikat Surga sekalipun, tidak berani menerima penyembahan. Tetapi, Yesus Kristus menerima penyembahan. Bahkan ketika ada yang ragu untuk menyembah-Nya, Ia menguatkan mereka dengan berkata bahwa Ia memiliki segala kuasa di langit dan di bumi (Matius 28:17-18). Dan jika masih ada yang ragu, Allah Bapa sendiri memerintahkan agar para malaikat menyembah Yesus. “Semua malaikat Allah harus menyembah Dia” (Ibrani 1:6). Tentu ini akan sangat tidak sinkron dengan pernyataan Alkitab lainnya, jika Yesus bukan Allah. Satu-satunya penjelasan adalah bahwa Yesus sungguh Allah, dan Ia mengklaim diri Allah dengan cara menerima penyembahan.

B. Allah Bapa Menyatakan Bahwa Yesus Adalah Allah

Sungguh mengherankan jika ada orang yang percaya Alkitab namun tidak percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia. Mereka ini hanya “katanya” saja percaya Alkitab, namun pada hakekatnya tidaklah demikian. Kesaksian bahwa Yesus adalah Allah, bukan hanya dari diriNya sendiri, tetapi tidak kurang dari Allah Bapa juga menyatakan hal itu dengan terang-terangan. Di dalam Ibrani 1:8 berbunyi “Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.” Jelas sekali bahwa Anak, yaitu Yesus Kristus, disebut sebagai Allah oleh Bapa. Jadi, Alkitab mencatat sang Anak menyebut Bapa sebagai Allah, dan juga mencatat bahwa sang Bapa menyebut Anak sebagai Allah. Inilah bukti dari Tritunggal. Kalau anda tidak mau percaya kesaksian dari Bapa sendiri, maka tidak ada kesaksian lain lagi yang dapat anda percayai.

Orang-orang Saksi Yehovah tentu mengalami kesulitan menyocokkan ayat ini dengan theologi mereka. Tetapi bukan berarti mereka tidak mencoba. Itulah sebabnya dapat disimpulkan bahwa mereka tidak percaya Alkitab, hanya katanya saja percaya. Seorang Saksi Yehovah akan mulai dengan menyangkal bahwa Yesus adalah Allah, tetapi jika dihadapkan pada bukti telak seperti Ibrani 1:8, mereka akan berkata bahwa Yesus adalah “Allah” tetapi allah kecil, yaitu “allah” yang lebih rendah dari Yehovah. Ya, Saksi Yehovah mengajarkan adanya “Allah kecil” dan “Allah besar,” “Allah yang berkuasa,” dan “Allah yang mahakuasa.” Tentu mereka tidak akan mengakuinya dengan terus terang dari awal, tetapi hanya jika terpojokkan oleh ayat-ayat yang menyebut Yesus sebagai Allah.

Ada masalah yang besar dengan pengajaran Menara Pengawal tentang “Allah kecil” dan “Allah besar.” Pertama-tama, konsep ini sama sekali tidak ada dalam Alkitab. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah yang diakui oleh Firman Tuhan maupun orang beriman. Memang, ada banyak “allah-allah” atau “ilah-ilah” yang disembah oleh orang-orang tidak beriman. Iblis pun disebut “ilah dunia ini.” Baal, Dagon, Asytoret, semua itu adalah “allah-allah” palsu yang disembah oleh manusia yang sesat. Namun tetap saja, faktanya hanya ada satu Allah yang benar, yang diakui oleh Sang Pencipta, yaitu dirinya sendiri. Jadi, ketika Bapa menyebut Anak sebagai Allah, dan bahwa takhta Yesus tetap untuk selamanya, ini adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa Yesus adalah Allah yang benar, yang satu dengan Bapa dalam ketritunggalan. Tidak ada cara lain untuk menyocokkan ayat-ayat dalam Alkitab tanpa menghancurkan makna ayat-ayat itu sendiri.

Kedua, pengajaran Saksi Yehovah akhirnya menjurus kepada politeisme, yaitu pemahaman bahwa ada lebih dari satu Allah. Menara Pengawal tidak bisa melarikan diri dari tuduhan politeisme ini. Mereka sering mengatakan bahwa ada tokoh-tokoh lain yang juga disebut “Allah” dalam Alkitab, misalnya Musa (Kel. 4:16; 7:1). Tetapi Musa bukanlah Allah. Tidak pernah dikatakan bahwa Musa adalah Allah dalam Alkitab. Tuhan hanyalah memberi Musa peran “seperti Allah”, agar dalam hubungannya dengan Firaun, Musa memegang kendali atas segala tulah, dan menjadi bagaikan “allah” atas Firaun. Sebaliknya Yesus Kristus dinyatakan sebagai Allah oleh Bapa sendiri, dan bukan hanya atas Firaun atau atas individu tertentu, tetapi Allah atas seluruh ciptaan. Usaha Menara Pengawal untuk mendefinisikan kata “Allah” menjadi “pribadi-pribadi yang berkuasa” sama sekali tidak berdasar.

C. Perjanjian Lama Menyatakan Yesus Sebagai Allah

Ada banyak sekali nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai Yesus Kristus, yaitu Mesias yang dijanjikan. Beberapa dari nubuat ini dengan terang dan jelas menyebut Yesus sebagai Allah. Yesaya, misalnya, menubuatkan bahwa Yesus yang akan lahir adalah “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes. 9:5). Perhatikan bahwa Yesus disebut sebagai Allah yang Perkasa.

Apakah anda percaya Alkitab? Jika anda percaya Alkitab, maka ini adalah pernyataan yang jelas bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi jika anda sudah dicekoki oleh pengajaran Menara Pengawal, mereka akan berkata bahwa Yesus adalah “Allah yang Perkasa” tetapi bukanlah “Allah yang mahaperkasa / mahakuasa.”

Tunggu dulu....masa sih ada “Allah yang perkasa” yang lalu berbeda dengan “Allah yang mahakuasa?” Ya, itulah pengajaran Menara Pengawal yang sudah terpojok oleh banyaknya ayat yang menyebut Yesus sebagai “Allah.” Pada awalnya mereka tidak mau mengakui Yesus sebagai Allah sama sekali, tetapi karena terpojok, mereka menciptakan konsep “allah kecil” dan “allah yang perkasa namun tidak mahakuasa,” lalu memasukkan Yesus Kristus ke dalam kategori itu. Ya, itulah politeisme terselubung yang diajarkan oleh Saksi Yehovah. Jadi ada lebih dari satu Allah. Ini persis sama dengan mitologi Yunani, di mana ada Zeus, dewa (allah) yang paling berkuasa, yang lalu disertai oleh dewa-dewi lainnya yang punya berbagai kuasa namun tidak sehebat Zeus. Saksi Yehovah mengajarkan konsep ketika mereka mengajarkan Yesus sebagai “allah kecil” atau “allah yang tidak mahakuasa.”

Padahal, jika kita cek dalam Alkitab, apakah Alkitab membeda-bedakan antara “Perkasa” dengan “Mahakuasa”? Bukankah Pribadi yang mahakuasa boleh juga disebut “perkasa.” Coba kita teliti ayat ini lebih seksama. “Allah yang perkasa” dalam bahasa aslinya adalah el gibbor. Ternyata, frase “el gibbor” ini juga muncul dalam Yesaya 10:20-21: “Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di antara kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang mengalahkannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN [Yehovah], Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tetap setia. Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa.”

Jelas sekali dalam kedua ayat di atas bahwa “Allah yang perkasa” mengacu kepada Yehovah. Jadi, jika Yehovah adalah Allah yang perkasa, dan Yesus juga adalah Allah yang perkasa, maka sebenarnya Yesus adalah Yehovah. Alkitab tidak membeda-bedakan antara “Allah yang perkasa” dengan “Allah yang mahakuasa” karena Alkitab mengajarkan hanya ada satu Allah.

D. Perjanjian Baru Menyatakan Yesus Sebagai Allah

Kita sudah melihat bagaimana Perjanjian Lama menubuatkan Yesus Kristus sebagai Allah. Bagaimana dengan Perjanjian Baru? Ada jauh lebih banyak informasi langsung dalam Perjanjian Baru mengenai Yesus Kristus daripada Perjanjian Lama, oleh karena itu jika Yesus adalah Allah, maka Perjanjian Baru akan menyatakannya. Dan benar sekali, Perjanjian Baru sama sekali tidak ragu mengumumkan Yesus sebagai Allah yang benar dan Allah yang Mahabesar. Beberapa ayat berikut merupakan bukti yang tidak terbantahkan.

“...dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13).

Ayat ini sangat jelas menyebut Yesus Kristus sebagai “Juruselamat” sekaligus “Allah yang mahabesar.” Tidak ada lagi keraguan di sini, Yesus bukanlah “allah kecil” (Alkitab tidak pernah mengajarkan konsep seperti itu), melainkan “Allah yang mahabesar.”

Grammar Yunani di balik ayat ini sangat kuat mendukung keilahian Kristus. Karena frase “Allah yang mahabesar” berbagi artikel definit dengan frase “Juruselamat kita Yesus Kristus,” maka kedua frase tersebut pastilah mengacu kepada pribadi yang sama. Hal ini sudah tersurat dalam aturan bahasa Yunani yang disebut Granville Sharp Rule. Jadi, orang Saksi Yehovah tidak bisa mengatakan bahwa “Allah yang mahabesar” mengacu kepada satu pribadi sedangkan “Juruselamat” mengacu kepada pribadi lain lagi. Konstruksi grammar Yunani tidak memperbolehkan penafsiran demikian, melainkan kedua frase itu, “Allah yang mahabesar” dan “Juruselamat kita” haruslah mengacu kepada satu pribadi, yaitu Yesus Kristus yang tercantum di akhir ayat.

“Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal” (1 Yoh. 5:20)

Bukan saja Yesus Kristus adalah Allah yang mahabesar, tetapi Ia juga adalah Allah yang benar. Sekali lagi ayat ini menghancurkan politeisme versi Saksi Yehovah bahwa Yesus adalah semacam “allah kecil.” Yesus adalah Allah yang benar, demikianlah deklarasi Kitab Suci. Apakah anda percaya kepada Kitab Suci?

Menara Pengawal suka untuk membelokkan pengajaran terang Alkitab, dan untuk ayat ini mereka berkata bahwa kata ganti “Dia” bukan mengacu kepada Yesus tetapi kepada Allah (yang menurut mereka bukanlah Yesus). Tetapi ada banyak bukti bahwa kata ganti “Dia” mengacu kepada Yesus: (1) Pribadi yang paling dekat dengan kata ganti “Dia” adalah Yesus. Menurut aturan grammar, sebuah kata ganti normalnya mengacu kepada pribadi pendahulu yang paling dekat, yaitu Yesus dalam kasus ini; (2) Adalah suatu pernyataan yang tidak bermakna dan tidak berbobot jika Yohanes mengatakan “Allah adalah Allah yang benar.” Ini disebut tautologi, yaitu sesuatu yang memang secara inheren pasti benar. Ini seperti kita berkata “warna biru adalah biru.” Pernyataan Yohanes menjadi sia-sia jika ditafsirkan demikian; (3) Di dalam tulisan Johannine, hidup yang kekal selalu dihubungkan dengan Yesus Kristus; (4) Yohanes telah menyebut Yesus sebagai Allah di tulisannya yang lain (Yoh. 1:1).

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1).

Dalam perikop ini, tidak ada keraguan bahwa Firman mengacu kepada Yesus Kristus. Ayat ini dimulai dengan frase “pada mulanya adalah Firman.” Ini saja sudah menyatakan keilahian Yesus Kristus. Sebagaimana dinyatakan oleh bagian Alkitab lainnya, Yesus Kristus tidak memiliki permulaan, adalah yang awal dan yang akhir, dan sudah ada bersama-sama dengan Allah Bapa sejak dari mulanya. Pada mulanya adalah Firman. Jikalau Yesus adalah ciptaan, maka tidak benar “pada mulanya adalah Firman,” karena pada mulanya (sebelum penciptaan), tentu belum ada Yesus. Tetapi ayat ini justru mengajarkan bahwa Yesus tidak diciptakan, melainkan sudah ada sejak semula.

Yang menarik justru adalah pernyataan di akhir ayat ini: Firman itu adalah Allah. Dalam Terjemahan Dunia Baru (sebuah penafsiran sebenarnya, bukan penerjemahan), ayat ini dibuat menjadi “Firman itu adalah suatu allah.” Mereka membenarkan diri karena kata “Allah” yang kedua tidak memiliki artikel definit. Ya, inilah kulminasi dari pengajaran politeisme Menara Pengawal, yang menurunkan Yesus menjadi “suatu allah.”

Benarkah bahwa tidak adanya artikel definit untuk kata theos yang kedua di Yohanes 1:1 membenarkan konsep bahwa Yesus adalah “suatu allah”? Mengapakah tidak ada terjemahan lain yang menerjemahkan ayat ini seperti Menara Pengawal? Jawabannya adalah bahwa dalam grammar Yunani, konstruksi tanpa definit artikel seperti ini (yaitu suatu predikat nominatif tanpa artikel yang terletak sebelum kopula), bisa saja memiliki arti definit. Memang penjelasan ini mungkin agak sedikit rumit bagi mereka yang tidak tahu bahasa Yunani, tetapi ada penjelasan yang lebih sederhana. Kita dapat membandingkan dengan ayat lain yang serupa, yaitu Yohanes 1:18. Yohanes mengatakan di ayat 18, “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah.” Terjemahan Dunia Baru juga memakai kalimat yang sama. Tetapi banyak orang yang tidak tahu bahwa kata “Allah” di ayat 18 juga tidak memiliki artikel definit. Jadi, mengapakah Menara Pengawal tidak menerjemahkannya menjadi “suatu allah” di ayat 18? Karena “Allah” di ayat 18 mengacu kepada Bapa. Demikian juga di Yohanes 1:6 (jadi masih satu perikop dan satu konteks dengan Yohanes 1:1), kata Allah tidak memiliki artikel definit. Jadi, kita lihat bahwa Menara Pengawal menerjemahkan “suatu allah” di ayat 1 bukan karena pertimbangan grammatis, melainkan karena theologi mereka. Kata theos tanpa artikel definit tetap mereka terjemahkan “Allah” di ayat-ayat lain, tetapi di Yohanes 1:1, ayat yang membuktikan keilahian Kristus, mereka memakai terjemahan yang berbeda dengan yang lazim mereka pakai.

“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."” (Wahyu 1:7-8)

Ayat ini jelas berbicara mengenai Yesus Kristus, karena Kristus-lah yang akan datang dengan awan-awan. Jadi, jelas sekali bahwa Yesus adalah Alfa dan Omega, sekaligus Yang Mahakuasa. Satu ayat ini, seiras dengan keseluruhan Alkitab, menghancurkan teori Menara Pengawal bahwa Yesus adalah “allah kecil yang perkasa namun tidak mahakuasa.” Alkitab menegaskan bahwa Yesus adalah Sang Mahakuasa. Jika ada yang mengatakan bahwa yang berbicara di ayat delapan bukanlah Yesus, maka mereka hanya perlu membandingkan dengan Wahyu 22:13-14, di mana Yesus berkata Ia adalah “Alfa dan Omega.” Konteks kitab Wahyu secara keseluruhan mengungkapkan Yesus sebagai pribadi yang “Alfa dan Omega,” tidak terkecuali di pasal 1 ayat 8. Jadi, jika dirangkum dengan ayat-ayat sebelumnya, maka Yesus adalah Allah yang benar, yang mahabesar, dan juga mahakuasa. Lengkap sudah identifikasi Yesus sebagai Allah yang tak terbantahkan.

“Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!” (Roma 9:5)

Ayat ini dengan jelas menyatakan Yesus Kristus sebagai Allah, dan bukan sekedar “allah kecil” atau “suatu allah,” atau “allah yang kuasa tetapi tidak mahakuasa.” Sesungguhnya Alkitab tidak pernah memiliki konsep politeisme seperti itu. Ayat ini menegaskan bahwa Yesus adalah Allah, dan sebagai Allah ia harus kita puji untuk selama-lamanya. Semua orang yang percaya dan diselamatkan dapat berkata: Amin! Dapatkah anda mengaminkan ayat ini?

Masih banyak lagi ayat-ayat dalam Perjanjian Baru yang secara langsung maupun tidak langsung mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah. Tempat dan waktu tidak akan cukup membahas semuanya, tetapi empat ayat ini sangat telak mengajarkan keilahian Kristus.

Pertanyaannya adalah: apakah anda percaya Kitab Suci? Ataukah anda lebih mempercayai manusia? Maukah anda membaca Alkitab sebagaimana adanya, ataukah anda memelintir arti terang Firman Tuhan melalui penafsiran-penafsiran yang memiliki kepentingan theologis?

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” (Fil. 2:5-7)

Ini adalah ayat yang sangat penting, karena mengajarkan banyak kebenaran. Pertama, ayat ini mengajarkan bahwa Kristus Yesus berada dalam rupa Allah. Kedua, ayat ini mengajarkan bahwa Yesus memiliki kesetaraan dengan Allah Bapa. Ketiga, ayat ini mengajarkan bahwa kesetaraan Yesus dengan BapaNya, dilepaskanNya sesaat, yaitu ketika Ia mengosongkan diri menjadi manusia.

Jadi, ayat ini bukan hanya mengukuhkan keilahian Kristus, ayat ini bahkan mengajarkan kesetaraan Kristus dengan Bapa. Jadi, tidak ada istilah “allah kecil” dalam Alkitab. Itu adalah politeisme terselubung! Tetapi lebih dari itu, ayat ini membuat kita dapat mengerti, mengapa di beberapa ayat-ayat Alkitab, Yesus mengatakan bahwa Bapa lebih besar dari diriNya. Ternyata, itu adalah karena Kristus sedang mengosongkan diriNya, dan melepas kesetaraan itu untuk sementara, untuk menjadi hamba. Dalam posisiNya sebagai manusia, Yesus menaruh diriNya di bawah Allah Bapa, untuk menjadi teladan bagi kita! Sehingga Paulus dapat menasihatkan orang-orang percaya untuk menaruh pikiran dan perasaan yang sama dengan Yesus Kristus.

E. Banyak Tokoh Dalam Alkitab Menyebut Yesus Allah

Bukti-bukti keilahian Kristus semakin memuncak jika kita memperhatikan bahwa ada cukup banyak individu yang menyebut Yesus sebagai Allah. Salah satu pribadi yang demikian adalah Tomas. Tomas sempat meragukan keilahian Yesus, karena ia mengira Yesus telah mati. Tentu, jika Yesus adalah Allah, ia tidak akan mati begitu saja, demikianlah pemikiran Tomas.

Keraguannya ini membuat dia tidak percaya bahkan kepada laporan teman-temannya bahwa Kristus telah bangkit kembali.

Yesus tahu akan keraguan Tomas, dan sengaja menampakkan diri lagi, khusus untuk menghapuskan keraguan Tomas. Melihat Yesus yang sudah mati berdiri dalam daging di hadapannya, sirnalah segala keraguan Tomas, dan ia membuat pengakuan iman yang sangat penting.

Tomas beseru, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes 20:28). Tomas menyebut Yesus sebagai Tuhan sekaligus Allah, suatu pengakuan iman yang diperlukan untuk keselamatan jiwanya. Dan Yesus Kristus menerima pengakuan Tomas tersebut.

Orang-orang Menara Pengawal, dengan menyedihkan, beralasan bahwa kata-kata Tomas bukanlah suatu pernyataan iman, melainkan kata-kata latah yang keluar dari mulut seorang yang terkejut. Penjelasan ini memperlihatkan mentalitas Menara Pengawal yang akan mengarang dan menciptakan alasan apapun untuk meyakinkan para pengikutnya akan doktrin-doktrin mereka walaupun bertentangan dengan kata-kata jelas Alkitab.

Pengakuan iman Tomas bukanlah kata-kata latah yang keluar secara tidak sengaja. Pertama, tidak pernah di bagian Alkitab lain tercatat kata-kata latah, jadi sangat tidak masuk akal bahwa di tempat ini Roh Kudus menuliskan kata-kata latah. Mengingat betapa pentingnya perikop ini, dan betapa banyaknya orang yang akan menganggap kata-kata Tomas sebagai pengakuan iman, maka mustahil Roh Kudus akan mencatatkannya jika benar ini hanyalah ekspresi terkejut. Kedua, teks Alkitab dengan jelas berkata bahwa Tomas “menjawab” Yesus. Jadi, ini bukanlah suatu kata-kata latah, melainkan suatu jawaban. Yesus baru saja menantang Tomas untuk percaya kepadaNya! (Yohanes 20:27).

Tomas menjawab dengan suatu pengakuan iman. Jika konteks ini diteliti dengan seksama, sangat terang bahwa “penjelasan” Saksi Yehovah hanyalah alasan yang dicari-cari. Ketiga, dalam bahwa Yunani, kata “Tuhan” dan “Allah” berada dalam kasus Nominatif, bukan kasus Vokatif. Suatu seruan latah akan memakai kasus Vokatif, tetapi suatu jawaban yang menyatakan iman akan memakai kasus Nominatif.

Selain Tomas, masih ada tokoh-tokoh lain lagi yang menyebut Yesus sebagai Allah atau Tuhan. Tidak ada waktu untuk membahas mereka semua. Matius, misalnya, menyebut Yesus sebagai Immanuel (Mat. 1:23), yang berarti “Allah beserta kita.” Paulus mengatakan bahwa segenap keilahian ada pada diri Yesus (Kol. 2:9). Kesaksian Alkitab secara keseluruhan secara konsisten memperlihatkan Yesus sebagai Allah yang benar.

Pembahasan singkat ini masih jauh dari komplit. Ada banyak sekali bukti keilahian Kristus, sehingga untuk membahasnya secara tuntas, diperlukan sebuah buku yang cukup tebal. Kita belum membahas tentang pekerjaan Kristus, kemahatahuan Kristus, kemahahadiranNya, dan banyak lagi aspek-aspek lain. Kita belum meneliti semua ayat-ayat yang menyebut Kristus sebagai Allah, karena keterbatasan tempat mengharuskan kita menyingkat dan mengambil beberapa contoh prominen saja. Kita belum membahas mengenai isu textus receptus, teks Yunani yang jauh lebih akurat dibandingkan dengan critical text yang dipakai oleh Lembaga Alkitab Indonesia.

Dalam teks Yunani textus receptus ada lebih banyak lagi bukti keilahian Kristus. Pertanyaannya adalah: maukah anda percaya Alkitab? Ataukah anda lebih percaya kepada organiasasi buatan manusia, atau team “terurap” Saksi Yehovah? Artikel berikutnya akan membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Yehovah itu sendiri.***

Oleh: Dr. Steven E. Liauw, Graphe International Theological Seminary, Jak-Ut

20 komentar:

  1. matius 24:36. kalau putra dan bapak adalah pribadi yg sama, kenapa di ayat ini mengatakan putra tidak tahu hari dan jamnya hanya bapak?
    kol.1:15. Yesus adalah yg sulung diantara ciptaan jadi Yesus di ciptakan! bahkan di ayat itu juga di katakan Yesus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, jadi yg telah melihat Yesus seakan-akan telah melihat Allah.

    BalasHapus
  2. Anda seseorang YehuwaErs?.
    Jika tidak.
    Anda pasti suka uang jugakan?.
    Jika tidak pun.
    Tidak masalah menjadi semacam ataupun sejenis
    molekul pintar,bukan?.

    Kunjungilah : www.twitter.com/Scorwang .

    From : *Member & Son of Ada*.

    Nb : Tinggalkan dulu OMONG KOSONG OMONG KOSONG
    KALIAN INI!(?).
    Urus dulu keinginan dan keperluan Scor!.
    Setelah itu.
    Jika kalian masih ingin balik ke OMONG
    KOSONG OMONG KOSONG KALIAN INI!(?).
    Silakan dech :).

    Scor malas ngurus ataupun urus dech :).
    Debat manjang oi!
    :D + :).

    Oyah, Kalo bisa transfer duit dulu jah.
    Anggap saja itu pinjaman online dari
    Scor.
    Scor lagi bokek berat nich.
    Ngerti dan nangkapkan :).
    :) + :D .

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Memandang Segala sesuatu baiknya bercermin pd diri sendiri dahulu, politeisme?.
    Musa benar digambarkan sebagai Allah (Kel 4:16), karena perannya yg membawa hukum2 Allah dan firman Allah serta, pemegang wewenang, pendelegasian dr Allah utk membimbing bgs Israel kala itu. Tapi BUKAN MENGANGGAP Musa adl Allah YMK, yg harus disembah, ttp sbg penerima ketundukan dan respek dr bangsa itu.
    Sesuai peran yg diberikan kepada Yesus, sbg Allah yg perkasa, tentunya keperkasaan sebagaimana perannya yg digambarkan memimpin peperangan di surga bersama malaikat2 dan melemparkan setan ke bumi dan bagai Pangeran "Perdamaian" di atas kuda putih yg berpacu membasmi musuh2-Nya(dlm kitab wahyu)
    Dan Yesus yg tlh menang dr sang maut,duduk bersama2 Bapaknya di atas tahta-Nya.
    Mari kita perhatikan WHY 3:21, bagian awal,"siapa yg menang,ia akan kududukkan bersama2 dgn Aku di atas tahta-Ku, sebagaimana..."
    Siapa yg akan menang? Berkata atas jemaat di Laodikia menunjukkan manusia2 yg terbukti setia smp ke akhir dpt duduk di atas "tahta Yesus".
    Apakah pengertian ini diartikan sec aksara, semua duduk di singasana yg sama?
    Sementara Yesuslah yg dilantik Allah sbg raja dr kerajaan Allah.
    Apakah manusia2 setia ini perlu dianggap sama wewenangnya spt Yesus/dianggap menjd Allah YMK, karena "didudukkan" bersama Yesus, dan Yesus bersama Bapa-Nya di "tahta-Nya"???
    Perhatikan WHY 1:1, "WHY Yesus yg dikaruniakan Allah kpd-Nya...",WHY 3:2,3 dan 12, Yesus dgn "tahtanya" (dilimpahkan kekuasaan) tdk lupa menyebut Bapa-Nya, ALLAH-KU.
    Penganut Politeisme = bukan yg memperlihatkan respek/ketundukan yg sepatutnya thd lebih dr satu pemimpin. Tapi mereka yg menyembah secara eksklusif lebih dari satu ALLAH (TUNGGAL)
    Siapakah mereka?

    BalasHapus
  6. KUTIPAN PENULIS:... “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah” (1 Yoh. 4:12), dan “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah” (Yoh. 1:18a). Tentu kedua ayat ini berbicara mengenai Allah Bapa. Lalu, di dalam Perjanjian Lama, Alkitab mencatat bahwa cukup sering terjadi pertemuan antara Yehovah dengan tokoh-tokoh tertentu, dan mereka melihat atau memandang Yehovah, bahkan ada yang memandangNya muka dengan muka. Ini membuktikan bahwa Yehovah yang terlihat dalam Perjanjian Lama bukanlah Allah Bapa. Jika bukan Allah Bapa, siapakah Yehovah yang terlihat itu? Yohanes memberikan jawaban: “tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” ...

    SIAPA YA YG KACAU BALAU??
    PENULIS: ALLAH BAPA TIDAK BISA DILIHAT
    YEHOVAH BISA DILIHAT
    YEHOVAH BUKAN ALLAH BAPA
    YEHOVAH = YESUS
    YESUS BISA DILIHAT
    YEHOVAH / YESUS BUKAN ALLAH BAPA

    Yesus bukan Allah Bapa??? karena bisa dilihat
    Yesus = Anak Tunggal Allah Bapa
    Yesus = mesias (yg diutus)utk menyatakan...
    Siapa yg mengutus?
    Allah Bapa yg tidak bisa dilihat
    TAPI KATANYA, HARUSNYA YESUS = ALLAH BAPA, GIMANA DONG

    BalasHapus
  7. Dear Sdr. Yohanes, apakah Tritunggal mengajarkan bahwa Yesus dan Bapak adalah pribadi yang sama? ternyata Tritunggal tak mengajarkan demikian http://www.saksiyehuwa.org/2010/08/seperti-apakah-doktrin-tritunggal-itu.html

    Apakah Yesus tak tahu tentang hari akhir? http://saksiyehuwa.blogspot.com/2010/07/markus-1332-apakah-membuktikan-yesus.html

    kol.1:15 tidak bertentangan dengan Tritunggal http://www.saksiyehuwa.org/2010/08/apakah-yesus-yang-sulung-berarti-ia.html

    BalasHapus
  8. Anak Allah = Allah? You must be joking! Komentar dan kesimpulan Anda terlalu berlebihan... umpamanya "ada cukup banyak individu yang menyebut Yesus sebagai Allah...", you must be joking! Pernyataan Tomas harus dipahami dalam konteks Yoh. 14, khususnya 14:10. Selain itu siapa lagi? (www.theonlytruegod.org/id)

    BalasHapus
  9. Yesus = Allah? You must be joking!

    Jawab pertanyaan yang sederhana ini, tetapi jujur
    jangan baca terlebih dahulu jawaban saya berkenaan
    pertanyaan yang saya berikan disini.

    Pertanyaannya sederhanan saja:

    SELAMA TIGA HARI S E B E L U M YESUS DIBANGKITKAN
    I A B E R A D A DIMANA?

    Mudah-mudahan berhasil supaya diketahui apakah
    Yesus = Allah.

    BalasHapus
  10. gw seorang RK,udah 10 bulan gw pacaran ma SY..ud lmyn ckp tw ttg agm itu. y tp ttp aj msh meragukan ajaran'a yg mnrt gw gg msk akal!

    BalasHapus
  11. Yang membingungkan dr Tritunggal adalah:
    Ketika di surga Allah menjadi Bapa
    Ketika turun ke bumi Allah Bapa menjadi Yesus Kristus, mengaku sebagai Anak Allah.
    Kembali ke surga menjadi Allah Bapa??
    Nanti ketika "penghakiman Tuhan" berubah lagi menjadi Anak Allah.
    Setelah kesudahan menjadi 1/2 Allah Bapa- 1/2 Anak Allah???
    Mengapa hrs begitu belat-belit?
    Pernahkan anda berpikir sampai situnya?

    Bagaimana kalau:
    Allah Bapa diam di kemuliaanNya.
    Anak Allah (Yesus) datang ke bumi sbagai utusan Allah Bapa.
    Ketika penghakiman Anak Allah yg bertindak, Allah Bapa tetap diam di kemuliaanNya.
    Setelah kesudahan Anak Allah diberikan kuasa oleh Allah Bapa sedangkan Allah Bapa tetap di kemulianNya hingga waktunya selesai semua adalah milik Allah Bapa selamanya.
    Lebih rasional, bukan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tritunggal Roh Allah

      Awalnya,saya hanya akan menjelaskan arti Tritunggal Roh ALLAH. Tapi saya akan jelaskan lebih lengkapnya berikut ini

      Hapus
    2. Jawaban bagi pertanyaan kritis dari saudara saudara -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova)
      Daftar Kritisi:
      1. *** Eli Eli, Lema sabahktani..?, & Kenapa juruselamat tidak menyelamatkan diri sendiri?, Tuhan kok mati..?
      2. *** TRITUNGGAL ROH ALLAH, kok Tuhan Kristen ada 3..?, Mana ayatnya di Alkitab?
      3. *** Apa itu yang di sebut Roh Kudus..?, (Catat: bukan rohul kudus ya..)
      4. *** Apa buktinya Yesus Mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan?.
      5.
      Shalom.
      Saya beberapa kali mendapat kritik -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) soal ini. Offline ataupun terbaca online.
      Dan saya jawab di wordpress, soal komentar orang ini:
      #hermankhan
      JUNI 30, 2014 PUKUL 3:09 AM
      Kalo jesus mmg tuhan knp sewaktu dia di salib jesus mengatakan Eli…eli…lama sabaktani.
      Yang artinya Tuhan ..Tuhan knp engkau meninggalkan aku..sedangkan jesus sendiri mengaku Tuhan
      ,dan knp Elizabeth yg bisa menghidupkan org mati tidak d anggap Tuhan,
      Blogwordpress
      www.WordPress.com
      ••••••••
      1. Eli Eli Lema sabahktani. Juruselamat kok gak bisa selamatkan diri, Tuhan kok mati?

      : Beruntung sekali kamu memiliki pertanyaan itu, tetapi rugi sampai ajal mu jika tidak memiliki pengertian akan Hakikat Tuhan sejati.
      ▪ Siapa dan bagaimana ekstensi/hakikat Tuhan itu sejati Nya.
      Tuhan tidak lagi berjalan jalan di atas bumi seperti Tuhan berjalan di taman Eden ketika Adam belum "terhukum". Sejak Adam di hukum, dan tanah di kutuk, Tuhan tidak lagi berjalan jalan di taman manapun di bumi.
      Yesus selama di bumi adalah Jasmani.
      Maka Tuhan yang saat itu adalah Kristus yang menjadi Yesus, dalam balutan daging/mahluk/manusiawi Pada momen yang kritis terakhir/meregang nyawa, memanggil manggil/berbicara kepada DiriNya/RohNya sendiri. Mutlak, Yesus memanggil manggil RohNya sendiri.
      Tidak ada manusia yg meregang nyawa yang bisa tubuhnya memanggil roh sendiri, seperti yang dilakukan oleh Yesus di kayu salib.
      2. Ayat Alkitab, Tritunggal Roh ALLAH.

      • 2 Korintus 13:14 (TB) (13-13) Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.
      • 1 Korintus 12:4 (TB) Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.
      • Matius 28:19 (TB) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
      • Matius 28:18-20 (TB) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
      • Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
      • dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
      • Matius 3:16 (TB) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
      • 1 Yohanes 5:7 (TB) Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.
      • Yohanes 10:25-30 (TB) Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
      • tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
      • Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
      • dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
      • Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
      • Aku dan Bapa adalah satu."
      • Yohanes 17:21-22 (TB) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
      • Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:

      Hapus
    3. Kesaksian Yahudi Farisi dan Saduki: Yohanes 5:18 (TB) Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

      • Catat: Roh KristusNya dan Roh Bapa Nya, Roh Kudus Nya adalah satu., Bisa memisahkan diri, bisa menyatu. Itu hak prerogatif Allah. (*)
      Roh Bapa , adalah juga RohNya sendiri Yang ditinggalkan di TahtaNya sendiri.
      Kenapa Yesus menyebut Nya sebagai Bapa?, Karena Yesus berada dalam jasmani Manusiawi.
      ( Seandainya Rohku ini bisa 3 kodrat/hakikat/ekstensi:
      A. satu di istana/kantor/markas, terima data dan transfer suply segala sesuatu.
      B. satu terjun langsung jadi managerial urus semuanya
      C. satu lagi berbentuk kumpulan kumpulan tapi otaknya tetap otakku. Control dan monitoring semua nya)
      Wow.. betapa hebat nya kan..?
      Apabila Saya sebut saya "A" Itu : "Bapa/Central/big boss/ Prosessor"... Siapa yg protes??
      dan "B": Putra/great son/high boy/Komandan, siapa yang protes??, Mau saya turunkan jabatan?? Atau sudah bosan makan gaji??
      .... (Jangan takut, 3 roh saya itu cuma Fiksi.., Hanya perumpamaan versi kreasi saya...)
      Yang di sebutNya sebagai "BapaKu" itu adalah RohNya sendiri. Dan Anak, adalah Roh Allah yang berada di dalam Jasmani manusiawi., Roh Kudus Allah juga adalah Diri Tuhan Yesus Kristus sendiri. KetigaNya adalah Satu.
      Nanti ada momentum yang akan di saksikan oleh para Tetua pilihan Allah, dimana Roh Allah Bersatu. Itu tertulis di kitab Wahyu.
      Dan, Yesus berdoa. Tentu saja berdoa di taman Getsemani kepada DiriNya sendiri Yang Satu lagi yakni yang Dia sebut dengan BapaKu, yaitu yang Statis di TahtaNya. (Kamu pusing??, Coba kamu cari tahu arti dari kata "replika buatan manusia"),
      Dan, Yesus memanggil "Tuhanku, Tuhanku, kenapa engkau tinggalkan aku?", adalah mutlak Kepada DiriNya sendiri. DiriNya yang satu lagi yakni yang di sebut sebagai Bapa.
      2. Roh Kudus
      Itu sudah cukup jelas untuk analisa dari makna hakikat Tritunggal Roh Allah. (Roh "Bapa", Roh "Anak", "Roh Kudus"). Ekstensi Tuhan itu adalah 3 jenis Roh Tetapi satu. (Bisa memisahkan Diri, ya Bisa..!., Bahkan memperbanyak Diri sampai tidak terhitung oleh mahluk banyaknya, yaitu Roh Kudus Allah)
      ( dalam Pemikiran -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) , Bapa Yesus pasti lah Bapak biologis, itu sudah mentok, gak akan lebih.)
      ***Tritunggal Roh Allah, dan Roh Kudus Allah.
      • Satu Roh menjadi Firman yang Central di TahtaNya, itu di sebut sebagai Roh Bapa.
      Tidak ada satu mahluk pun yang mengenal, bertemu Bapa, selain diriNya/FirmanNya sendiri. Dan kodrat Bapa itulah Faktor pertama yang tidak bisa diterima oleh penghulu malaikat yang jatuh itu.
      • Satu Roh yang menjadi Firman penguasa Aktif di surga, bisa menjadi manusia/ Allah dalam daging manusia di bumi, teknis Firman penciptaan yang menggerakkan Roh Kudus Nya, menjumpai mahluk mulai dari malaikat dan manusia, bahkan sampai melakukan tindakan yang berresiko tak terhingga, yakni menjadi Manusia, yaitu dalam Rupa/ekstensi/kodrat sebagai Yesus. Dan pelaksana hari Penghakiman terakhir/kiamat kelak.
      Dan kodrat Allah sebagai Yesus Dan Firman yang berkuasa di surga itulah Faktor kedua penyebab kedurhakaan penghulu malaikat yang jatuh itu. Yesus/Firman di sangkanya hanya malaikat seperti dirinya. Sehingga iapun marah , berang dan menyatakan akan langsung menghadap Bapa di tempat paling tinggi, di Utara surga. Tentunya itu melanggar kodrat Bapa. Dan ia pun tidak tahu cara ke sana, karena ia sendiri tidak mengenal Firman yang ada di depannya, apalagi mengenal Bapa..?.
      Yesus Kristus pun membuangnya jatuh dari Surga para malaikat.
      Ternyata, bukan hanya manusia yang punya zona privacy, Tuhan juga memiliki nya.
      Maka Itu di sebut sebagai Roh Anak. Atau Kristus/Firman/Allah itu sendiri.
      • Satu jenis Ekstensi RohNya lagi: Roh Allah yang jumlahnya tidak terhitung, yaitu Roh Kudus Allah. Roh Kudus Allah bukan lah ciptaan/mahluk, karena faktanya:

      Hapus
    4. Roh Kudus Allah adalah Tuhan Allah itu sendiri.
      Roh Allah juga di bagi bagikan untuk menyatu/di "tiupkan" ke dalam tubuh mahluk ciptaan Nya.
      Roh ALLAH sendiri di pertaruhkanNya untuk di jadikan sebagai malaikat malaikat, untuk di kandung, dan di lahir kan sebagai bayi manusia.
      Setahu saya, binatang tidak di berikan Roh Kudus Nya, karena itu untuk konsumsi manusia, kecuali manusia berwatak bintang.
      Sehingga binatang boleh di sembelih.
      Setiap 1 Manusia, berutang 1 Roh Kudus Allah kepada Allah, itu Roh yang di dalam daging nya itu. maka mutlak itulah sebabnya tidak boleh di sembelih.
      (Pernikahan manusia itu bukan sekedar legalitas norma tradisi keluarga dan masyarakat dan hukum negara saja, tetapi legalitas kelayakan manusia menyatukan 2 roh yang di balut daging dan untuk kemudian nanti berhak menerima berkat/pemberian Tuhan berupa 1 Roh Kudus Nya, pada setiap 1 orang Anak anaknya , laki laki ataupun perempuan untuk di lahirkan. Bayangkan, persetubuhan suami istri sebenarnya melibatkan 2 Roh Allah, maka hasil pembuahan manusia itu bukan lagi sekedar sesosok daging hidup, tetapi akan berjiwa karena di masuki Roh ALLAH).
      Mutlak, tidak terhitung jumlah Roh Kudus Allah itu. Satu orang manusia adalah terdiri dari satu daging dan satu roh, yang mana sebelumnya roh itu adalah Roh ALLAH yang di titipkan ke dalam daging hasil pembuahan biologis suami istri.
      Menjadi penjaga kekudusan di tempat yang di kuduskan. Bahkan mengurapi/memberikan DiriNya sendiri sebagai Roh Kudus ke pada Manusia yang di kehendakiNya. artinya: Allah sendiri yang RohNya tak terhitung banyaknya itu, membagi RohNya kepada yang di kehendaki Nya. Penjaga itu juga ada yang di sekeliling Tahta Bapa, ada yang turun ke bumi untuk menurunkan kekudusan kepada Manusia tertentu. Roh Kudus Adalah Energi Allah, maka bisa di urapkan/ di berikan/dibagikan kepada manusia yang dikehendaki Nya. Itu tetap dalam Rupa Allah. Itu lah yang di namakan Roh Kudus Allah.
      Kodrat roh manusia, setelah di tiupkan ke dalam daging
      *******
      Ketahuilah perbedaan ekstensi/hakikat daging dan Roh. Apabila itu di pakai oleh Tuhan atau yang di pakai oleh manusia. Begitu pun soal pemikiran.
      Tuhan hadir didepan Musa dalam Bentuk Api. Bukan "berjalan jalan lagi".
      Dan,
      Bagi kamu yang bukan kafir -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) ,
      * Masalah mu pertama adalah: kamu tidak Tahu tujuan Tuhan menjadi Yesus hadir di bumi. Sebenarnya kamu tidak ada urusan, tapi kamu dkk. Bersikap kritis.
      * Penyebab semua itu adalah: Dampak dari hukuman air bah.
      *(Berapa % jumlah keluarga Nuh dibandingkan jumlah total manusia zaman Nuh sebelum air bah??)

      Pasca Air bah, Tuhan Pencipta alam semesta ini berNubuat, : tidak lagi menghukum manusia dengan air Bah, tetapi membuat cara sendiri untuk menyelamatkan manusia dari daya pikat perangkap iblis. maka di rencanakan lah cara Tuhan sendiri. Yang mana para malaikat pun tidak sanggup memikirkan prosesnya.
      Malaikat tidak akan sanggup, Apalagi memikul nya tanpa perlawanan, malaikat mengetahui itu adalah pertaruhan roh, Yang akan mengalami "Kritis" saat akan meregang nyawa. Tubuh berbicara kepada Rohnya sendiri. Saat Roh beranjak keluar dari Tubuh.
      Itu di nyatakan oleh Yesus secara live, dengan jelas di dengar, di saksikan orang banyak.
      Yesus yang terrekam jelas saat mengalami momen kritis iman, Hembusan nafas Terakhir Yesus di kayu salib, yang bahkan sempat berkata: " Eli Eli lama Sabahktani..?"
      Tidak ada tubuh Manusia yang seperti tubuh Yesus, bisa sempat berbicara, memanggil rohnya sendiri, seperti peristiwa Yesus di kayu salib..!!, Walaupun pun seorang rasul yang martir.
      Anda tidak tahu, arti sebenarnya panggilan : "Eli"/"TuhanKu" adalah: RohKu, RohKu.... ?
      Ya, mutlak, jasmani Yesus memanggil RohNya sendiri disaat jasmani itu meregang di kayu salib. (Biologis jasmani Yesus sudah pasti berbeda dari manusia biasa, karena: bisa berpuasa total tanpa makan minum selama 40 hari untuk di cobai iblis secara langsung, bukan untuk di obati.

      Hapus
    5. Dalam fase pelepasan Roh dari jasmani, Yesus Bisa memanggil rohNya sendiri saat Ajal tubuh biologis nya akan mati, tidak pernah sakit, tidak ada pembicaraanNya yang duniawi dan masalah biologis tubuh manusia (Dia tidak seperti nabi palsu yang bertopeng Wahyu itu yang nafsu akan kawin mawin, seperti memperbesar besar masalah alat vital, makanan, kekuasaan, dendam dan semua yang bejat ) )
      Bisa bayangkan?, Bagaimana tubuh yang sudah di tinggal pergi oleh Rohnya sendiri, masih sempat berkata.., atau memanggil manggil, terlebih lagi, ini terhadap RohNya sendiri??, Tubuh bisa melihat Rohnya Sendiri beranjak??
      Untuk menggenapi nubuat demi menyelamatkan ciptaan nya yang "terlanjur" di beri kebebasan/hak azasi/kehendak bebas itu, yaitu manusia memilih jalan raja iblis. Dan penggenapan perjanjian Tuhan menghapus hukuman seleksi alam "air bah", (bagi mu mungkin, Kesannya seolah Tuhan berkompetisi dengan iblis soal perolehan angka terbanyak jumlah manusia yang ikut setelah mati nanti, dan tidak konsisten karena akhirnya menyesal menurunkan air Bah, tidak serta Merta menghapus keberadaan iblis, tidak menghapuskan keragaman sifat, kehendak manusia, tidak menghapus kodrat hak azasi/kehendak bebas dari mahluk bernama manusia).
      Faktanya: Tuhan adalah maha pengasih, maha adil, maha Berkuasa dalam kodrat Illahi Nya, bukan secara pemikiran mahluk manapun. (*)
      Maka, jalan satu satunya Tanpa men_delete, cancel/batalkan karunia kodrat yang telah diberikan kepada mahluk ciptaanNya, adalah:
      Menegaskan kehendakNya dengan cara: memberikan langsung jaminan, dalam bentuk berita/himbauan, ajaran/cara untuk kembali mengikuti Kehendak Nya itu. Karena cara itu harus di terapkan secara alami ke dalam Kodrat kehendak bebas/hak azasi yang ada di dalam diri masing masing mahluk itu/manusia.
      Karena Penyebab dosa bukan lah karunia kodrat kehendak bebas itu., Tetapi kecenderungan pilihan, kesukaan untuk merajalela, sebagaimana perbuatan si malaikat yang jatuh itu. Dan, sebanyak apapun nabi di pilih oleh Tuhan, namun manusia semakin berkembang biak dengan cepat bersama dosa kejahatan, perang pertumpahan darah., Sehingga peradaban pun terlalu lama di jalan siput, karena kehancuran demi kehancuran yang akan berulang ulang oleh kejahatan dan perang.
      Maka dari fakta itu, Tuhan harus Turun ke bumi untuk tinggal sementara bersama manusia, mengajarkan langsung Kehendak Nya.
      Tidak ada lagi cara lain, maka Nabi pun tidak lagi ada sesudah Kehadiran Yesus.
      Kehendak Mutlak Tuhan adalah: Kasih sejati yang universal.
      Tuhan Harus memakai cara hidup manusia utk tinggal dalam waktu yang ditentukan Nya di bumi. lahir sebagai manusia untuk bisa bersama sama manusia, menjejakkan kaki di atas tanah. Jika tidak, Hanguslah bumi dan mahluk berdosa apabila berdekatan dengan Kekudusan Roh Allah.
      Cara Tuhan Hadir adalah sebagai Yesus. Saya ulangi lagi, Artinya, Tiada Tuhan yang bisa diterima oleh Bumi atau manusiawi "daging"/berdosa, dengan hakikat asli Tuhan tanpa mengakibatkan Paparan kekudusan.
      Karena Tanah, mahluk/manusia yang fana dan berdosa, terkutuk harus di Kuduskan terlebih dahulu/ di "bakar" terlebih dahulu dengan hakikat/extensi Ke Kudusan surgawi/power Roh Kudus Tuhan. (Bukan surga -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) ya..).
      Maka karena itu, tiada seiota pun zat atau mahluk yang bisa berdiri tanpa kesamaan Hakikat, apabila terkena paparan Roh Kudus Tuhan.
      Jika Tuhan hadir dalam hakikat asli, maka tempat itu harus Kudus. Karena hakikat Tuhan Bukan daging. Contohnya: ketika Tuhan hadir di depan Musa. Tuhan tidak berjalan jalan. Tetapi dalam bentuk api. Tempat itu berapi. Tetapi tidak terbakar dan berasap.

      Semua -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) kritis, mengkritik kristen dengan cara yang sama. (Kami maklum, itu sudah takdir)
      Intinya, Kalau kamu bicara perlawanan di kayu Salib, atapun faktor harga diri, Selama penghakiman terhadap Yesus, maka percuma Tuhan Datang sebagai Yesus/Kristus. Omong kosong itu Nubuat Nya.

      Sama saja mengulang kembali Berlakunya hukuman Air Bah.

      Hapus
    6. Semua akan jadi omong kosong Di dasar air bah, kalau Tuhan tidak hadir sebagai daging, dan menggagalkan sendiri Nubuat Yang dibuatNya.
      Bukan seperti kata orang yang di anggap umatnya sebagai "nabi" itu, org yang katanya berpidato di bukit Arafat, dengan cuplikan sbb.: "..aku datang dengan ini.." sambil mengangkat pedang di tangan nya. (Entah ya entah tidak, saya pun takut)

      Bukan seperti itu.
      Jika -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) menganggap jika Yesus adalah Tuhan, maka haruslah sperti pemikiran -(Muslim dan Pengikut Saksi Jehova) , jika di pukul maka balas dengan magic memporak porandakan seluruh benua dan samudra. Atau dengan bom ???, (Bercanda)

      Dimana Yesus mengaku dirinya adalah Tuhan?

      Yesus Kristus bertanya kepada muridnya: Bagimu/menurut mu, siapa Aku ini?.
      Kemudian Yesus berkata setelah mendengar jawaban daribMuridnya,
      : " Kamu benar, Aku adalah Tuhan, Guru dan Nabi..."
      Perkataan itu juga sudah mutlak mematahkan Kesempatan bagi kemunculan nabi nabi palsu di kemudian hari.
      (Kalau saya mengaku ngaku diri saya sendiri adalah Tuhan, karena saya punya kekuatan magis, ajaib. kemudian suatu saat ada yang mengancam nyawa saya, atau bahkan cuma sekedar kritik sedikit, lalu dengan jentikan kelingking saya, Tubuh orang itu tidak bisa dikendalikan sendiri, berlari menghadang di jalan tol, atau membakar diri, jasad orang jahat itu saya hanguskan dari jauh tanpa ada yang tahu. maka saya bukan Tuhan, tetapi Manusia pendendam, Kuasa kasih saya palsu bahkan tidak ada, TDK mampu menahan emosi, maka sama saja dengan budak Iblis.)
      Yesus adalah Kristus (bukan qurios ala Yunani),
      Kristus adalah Tuhan Allah yang Aktif, menyatakan Segala Kuasa Allah.
      Kristus itu menjadi Yesus. Sewaktu di Bumi.
      Maka Yesus adalah Tuhan. (Jangan kamu lancang menyamakannya terhadap si - nabi nabi palsu ).
      Tidak ada Nabi, atau guru yang bisa berbuat kuasa Khalik dan menanggung Beban, Membagikan kasih, dan tetap Khalik walaupun dalam daging/tubuh manusia, sebagaimana Seperti yang di Perbuat oleh Yesus. Yesus bisa karena Dia sendiri adalah Tuhan., Yesus adalah Raja di atas segala Raja, tetapi tidak pernah menghukum, apalagi hukum mati/memenggal orang...?

      ________________________________


      Cukup Sekian dahulu tahap pertama untuk kamu pelajari.

      Shalom.

      Hapus
  12. Salah satu penyesatan yg dilakukan iblis adalah melalui lambang..anehnya,lambang yg d pakai kok mirip2 illuminati yach..hehehehe..Jesus love us.Amin

    BalasHapus
  13. Shalom.

    Saya akan memberi pertanyaan dan memberitahu kan hal penting kepada seluruh umat saksi Jehova di seluruh dunia, khusunya di Indonesia.

    Pertanyaan saya:
    1. Kenapa kalian memakai/mendompleng/mengadopsi isi ajaran Alkitab milik Kristen..?
    2. Kenapa kalian tidak mengarang kitab sendiri?
    3. Kenapa ajaran kepercayaan kalian menghujat kodrat Tritunggal Roh ALLAH dan Kodrat Tuhan Yesus sebagai Kristus?
    4. Dimana kalian menemukan atau kapan kalian menciptakan hoax, tentang kodrat Yesus sebagai mahluk ciptaan pertama/malaikat..?

    Pemberitahuan dari saya:

    Dengan Hujat saksi Jehova terhadap Hakikat/kodrat/ekstensi Tuhan Yesus/Kristus/Elohim menganggapnya sebagai mahluk yang di ciptakan di tahap pertama penciptaan/langit.., yaitu sebagai malaikat, kalian mendekati ajaran Islam. Sekalian tambahan mahluk ekstra: jin dan nisnas dalam ajaran Islam.
    Dan, fakta saksi Jehova menyangkal/menolak Yesus adalah Kristus/Firman, sebagaimana tertulis di Alkitab, absolut mutlak, kalian adalah Antikristus sebagaimana perkataan Yesus Kristus tertulis di Alkitab.

    Saya menolak Saksi Jehova. Saksi Jehova adalah plagiat dan penghujat Alkitab, ajarannya adalh Penyalah gunaan hak kekayaan Alkitab yang berasal dari Yesus dan berakhir kepada Yesus Kristus. Semua tertulis di Alkitab.

    BalasHapus
  14. Yesus adalah Kristus
    Kristus adalah Firman
    Firman adalah yang ada pada mulanya.
    Firman adalah Allah.

    Jelas jelas Yesus sudah mengaku bahwa diriNya adalah Yang Mahakuasa, Alfa dan omega, Yang awal dan yang akhir.
    Maka, dengan fakta Alkitab yang di rumuskan menjadi perubahan sepihak oleh Saksi Jehova, Saya klaim, pendiri Saksi Jehova adalah orang sinting yang gagal mengartikan Isi Alkitab dengan benar, atau kalau bukan, adalah oknum penghujat Alkitab yang beruntung.

    Kodrat Yesus sebagai Kristus Itu sudah tertulis di Alkitab.

    BalasHapus