Kamis, 25 Maret 2010

SAKSI-SAKSI YEHUWA

Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) adalah aliran sektaris (sekte = yang memisahkan diri) dan kultis (kultus = mengikuti ajaran tokoh yang dikultuskan) dan bersifat elitis (elit = merasa benar sendiri dan semua ‘susunan kristen’ salah). Aliran ini berkembang pada abad XIX dirintis Charles Taze Russell (lahir 1852). Russell senang belajar Alkitab namun menolak Yesus adalah Allah, dan adanya hukuman kekal dan neraka. Terpengaruh ajaran Akhir Zaman Adventisme, pada tahun 1877 ia menulis risalah tentang kedatangan kembali Yesus yang sudah dimulai pada tahun 1874 dan setelah persiapan selama 40 tahun akan digenapi pada Akhir Zaman pada tahun 1914 disusul kedatangan kerajaan 1000 tahun. Pada tahun 1884 ia mendirikan ‘Watchtower Bible and Tract Society’ dan pengikutnya disebut ‘Siswa-Siswa Alkitab.’

Ia meninggal tahun 1916. Ia digantikan Joseph Franklin Rutherford (1869-1942) yang memimpin secara diktator sehingga SSY terpecah, pengikut yang setia kepada Russell disebut ‘Russelllit’ dan pengikut Rutherford, terpengaruh gerakan Zionisme dengan sekte Yahudi yang ingin memulihkan nama YHWH, mendorongnya menggunakan nama ‘Jehovah Witnesses’ (Saksi-Saksi Yehuwa/SSY, 1931). Penggantinya adalah Nathan Homer Knorr (1942-1977), Frederick William Franz (1977-1992), dan Milton G. Henzel (1993). Pada tahun 2000 terjadi gejolak organisasi dimana Henzel dilengserkan (sebelumnya pimpinan diganti setelah meninggal) dan semua anggota pengurus diturunkan dari perusahaan SSY, Henzel digantikan oleh Don Alden Adams. Dibalik kampanye mengenai kesatuan organisasi banyak kelompok-kelompok kecil memisahkan diri dan bersikap otonom dan tidak tunduk pada pemerintahan teokrasi kantor pusat Bethel (Brooklyn, USA).

NAMA SAKSI-SAKSI YEHUWA
SSY menyebut diri sebagai ‘Saksi-Saksi Yehuwa’ (Yes.43:10), dan memulihkan nama Yehuwa dalam terjemahan PL dan PB (237 dalam PB), padahal ayat Yesaya itu tertuju kepada bani Israel keturunan Yakub, dan sekalipun ada tetragrammaton (YHWH) dalam Tanakh, orang Yahudi orthodox karena tidak ingin salah mengejanya karena sudah tidak diketahui dan karena tidak ingin menyebutnya sembarangan, maka mereka membacanya sebagai ‘Adonai’(diterjemahkan sebagai LORD [Inggeris] atau TUHAN [Indonesia]). Lagipula, dalam PB Yesus tidak pernah menyebut nama YHWH dan hanya menyebut ‘Bapa’ (Mat.6:9) dan ‘El’ (Mat.27:46), dan dalam PB hanya ada dalam bentuk singkatan ‘yah’ yang terselip dalam ucapan Mazmur Pujian ‘Haleluya’ (Why.19). Umat Kristen adalah ‘Saksi-Saksi Kristus’ (Kis.1:8)

KITAB SUCI TERJEMAHAN DUNIA BARU
SSY mengaku berpaut kepada Alkitab dan mengikuti apa yang ditulis dalam Taurat, Zabur, dan Injil. Semula Russell dan Rutherford masih menggunakan Alkitab KJV tetapi kemudian menolak ajaran ‘Yesus adalah Allah’ dan juga hukuman kekal & neraka, dan membuat pengajaran sendiri yang ditulis Russelll dalam 7 buku ‘Studies in the Scripture’, majalah ‘Watchtower’ (Menara Pengawal), dan buku pengajaran lainnya. KJV kemudian disalahkan karena dianggap sudah diubah oleh tradisi gereja. Dipengaruhi aliran Unitarian Christadelphian, SSY menggunakan terjemahan kata-per-kata Emphatic Diaglott (Benyamin Wilson) dan dibawah Knorr diterbitkan ‘New World Translation of the Holy Scripture’ (disingkat NW, 1961, terjemahan Indonesia disebut ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru,’ 1999). NW bukan diterjemahkan dari naskah asli bahasa Ibrani dan Yunani melainkan hasil olahan dari Emphatic Diaglot dengan memasukkan pengajaran SSY ke dalamnya, jadi berbentuk buku penafsiran SSY, terjemahan ke bahasa lain hanya boleh diterjemahkan langsung dari NW oleh mereka yang diangkat oleh kantor pusat di Brooklyn. Rekayasa terjemahan itu terlihat misalnya dalam dimasukkannya nama Yehuwa ke dalam Perjanjian Baru, padahal dalam PB tidak satupun ada kata YHWH, Yesus juga tidak pernah disebutkan menyebut YHWH, dan yang mencolok adalah setiap kata ‘Kurios’ (Tuhan) yang tertuju kepada Bapa diterjemahkan ‘Yehuwa’ tetapi kalau tertuju kepada Yesus diterjemahkan ‘Tuan.’ Demikian juga untuk mengubah artinya agar sesuai ajaran SSY, ada kata-kata naskah asli yang dihilangkan dan ada penambahan kata-kata baru ke dalam terjemahan.

MENAFSIRKAN ALKITAB
SSY tidak boleh menafsirkan sendiri NW karena NW sudah merupakan tafsiran yang digariskan oleh kantor pusat dan pembaca diarahkan mengikuti petunjuk NW melalui 125.000 catatan pinggir + konkordansi dibawah bimbingan Penatua. Membaca apalagi belajar Alkitab Kristen (padahal ini diterjemahkan dari naskah asli Ibrani & Yunani) haram dilakukan. Selain teks NW yang bukan terjemahan, biasanya hanya dibaca teks-teks dengan referensinya dan konkordansi dan tidak terbiasa membaca secara exposisi kontekstual yang biasa dilakukan oleh umat Kristen. Karena itu, untuk berdiskusi dengan mereka kita harus mengajak mereka membaca Alkitab Kristen secara kontekstual dan meminta Roh Kudus menerangi kita.

MENOLAK TRITUNGGAL
SSY menolak Allah Tritunggal yang dianggapnya sebagai ajaran kafir Yunani yang dihasilkan konsili Nicea (325), dan menganggap Tuhan adalah Esa (echad, Ul.6:4) dan namanya adalah Yehuwa.

Ajaran Tritunggal sudah terkandung dalam Alkitab PL dan PB sejak abad pertama, namun pada abad IV ada penatua bernama Arius yang terpengaruh Neo-Platonisme mengenai penciptaan yang makin kebawah makin rendah, dan menyimpulkan Yesus adalah ciptaan lebih rendah dari Bapa. Arianisme ditolak Konsili Nicea secara mayoritas dan kemudian meredup. Pada abad XIX Arianisme mengalami kebangunan kembali dalam bentuk Unitarianisme yang kemudian diikuti aliran Christadelphian dan SSY. Dalam PL sejak awal Allah disebut dalam bentuk jamak ‘Elohim’ (Kej.1:1) dan Kej.1:26 menyebut kata ‘Kita’ yang menunjukkan kejamakan juga. Echad (Ul.6:4) berarti ‘Esa’ tapi tidak mutlak berarti satu/tunggal, ini jelas dalam penggunaannya ditempat lain, seperti menjadi ‘satu (echad) daging’ (Kej.2:24), ‘satu (echad) bangsa & satu (echad) bahasa’ (Kej.11:6) dan ‘satu (echad) bangsa’ (Kej.34:16), jadi ‘echad’ juga bisa berarti ‘satu kesatuan.’ Perjanjian baru lebih jelas berbicara mengenai ketritunggalan Allah, seperti dalam rumus baptisan (Mat.18:19) dan salam Paulus (2Kor.13:13).

KRISTOLOGI
SSY menyebut Yesus bukan Allah melainkan ciptaan pertama (Ams.8:22; Why.3:14; Kol.1:16) yang lebih rendah dari Allah (Yoh.14:28), dan hanya ‘suatu allah’ (a god, Yoh.1:1). Ia diangkat Yehuwa sebagai rekan penciptaan, dan hidup dibumi sebagai manusia sempurna dan mati menggantikan dosa Adam. Yesus lebih rendah dari malaekat (Ibr.2:9) dan adalah titisan malaekat Mikhail.

Dalam Ams.8:22, ‘hikmat’ yang diciptakan dianggap tertuju Yesus. Padahal ‘hikmat’ bergender feminim jadi tidak tepat kalau ditafsirkan sebagai Yesus yang ‘Putra’ Allah, demikian juga Why.3:14 mengenai ‘awal’ dari ciptaan Allah yang dianggap pertama, seharusnya diartikan ‘sumber’ ciptaan Allah, karena Yohanes biasa menggunakan istilah ‘arche’ yang diartikan sebagai ‘pada mulanya sebelum ada ciptaan’ (Kej.1:1 LXX dan Yoh.1:1 menggunakan kata ‘arche’) dan dalam kitab Wahyu Bapa dan Anak sama disebut ‘alpha/arche’ dan ‘omega/telos.’ Ada manipulasi ayat dalam Yoh.1:1 dimana kalau ditambahkan kata sandang ‘ho/ton’ dianggap berarti ‘theos’ (tanpa suatu) sedangkan kalau tanpa kata sandang ‘ho/ton’ berarti ‘suatu (theos),’ padahal pada ayat 6, 12, 13,18 juga tidak ada kata sandang yang tertuju Bapa tetapi tidak ditambahkan ‘suatu (theos)’ dalam terjemahan NW, dan Kol.1:16 dimana ditambahkan kata ‘other’ (NW/lain) yang memberi kesan Yesus adalah ciptaan juga disamping yang lain padahal naskah aslinya tidak ada kata ‘lain.’ Yoh.14:28 menunjuk pada pengakuan Yesus ketika Ia menjadi manusia diturunkan menjadi lebih rendah dari malaekat untuk seketika lamanya (Ibr.2:9, band.Flp.2:5-8). Ibr.2:9 oleh SSY untuk merendahkan Yesus ditafsirkan tanpa kata ‘untuk waktu yang singkat’ (yun: brachu) sehingga ada kesan Yesus selamanya lebih rendah dari malaekat, tapi ini berkontradiksi dengan ajaran dimana Yesus disebut titisan Mikhael, penghulu malaekat. Flp.2:5-8 juga diterjemahkan ‘tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yaitu agar ia setara dengan Allah.’ Padahal terjemahan yang benar justru mengatakan bahwa ‘tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan’ yang berarti ‘Allah yang merendahkan diri sebagai manusia dan taat sampai mati’ (demi misi penebusan manusia). Dari sini kita perlu sadar bahwa berdiskusi menggunakan NW sudah mengarah pada pengajaran SSY tetapi Alkitab Kristen akan lebih sesuai naskah aslinya, setelah kebangkitannya Yesus sudah menyatakan dirinya dalam kemuliaan yang sama dengan Bapa. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa ‘Aku telah ada’ (Yoh.8:58, ‘ego eimi’ yang dalam Septuaginta disebutkan oleh YHWH sendiri, Kel.3:14), Yesus menyebut diri-Nya Tuhan’ (Yoh.13:13-14), dan Thomas berseru ‘Ya Tuhanku dan Allahku’ (Yoh.20:28), dll.

MENGENAI ROH KUDUS
Contoh manipulasi terjemahan bisa dilihat dalam Kej.1:2 dimana aslinya ditulis ‘ruach elohim’ tapi diterjemahkan ‘tenaga aktif Allah’. Pengaruh neo-Platonis jelas disini dimana Yesus dianggap lebih rendah dari Allah dan Roh Kudus lebih rendah lagi dari Yesus dan hanya ‘tenaga aktif Allah.’ Dalam rumus baptisan ‘Roh Kudus’ (huruf pertama kata capital) dalam NW diterjemahkan ‘roh kudus’ (semua huruf kecil). Roh Kudus memang berkuasa dan mendatangkan kuasa tetapi jelas Ia adalah pribadi dan bukan ‘kuasa’ itu sendiri. Roh Kudus dibanyak bagian Alkitab disebut dengan kepribadian yang jelas dan punya tenaga aktif sendiri untuk mengurapi dan memberi kuasa kepada Para murid.

PENEBUSAN DAN KESELAMATAN
Yesus tidak menebus umat manusia melainkan hanya menebus dosa Adam yang pertama, dan untuk merendahkan kondisi ‘penebusan’ maka Yesus dianggap sebagai tergantung di tiang siksaan (batang pohon) saja, padahal salib kristen berbentuk silang (cross = silang). Dalam Alkitab disebut bahwa di kayu salib ada tulisan yang diletakkan diatas kepala Yesus (Mat.27:37), kalau Yesus digantung di tiang siksaan dengan tangan dipaku diatas kepalanya tentulah disebut ‘diatas tangan’ Yesus. Bagi SSY, pencurahan darah Yesus tidak ada artinya untuk penebusan umat manusia, umat manusia bisa mencapai keselamatan melalui ‘kesetiaan kepada Yehuwa dan menjadi saksi-saksi Yehuwa yang mentaati hukum-hukumnya, dan memberitakan kerajaan Yehuwa,’ jadi sifatnya usaha baik manusia, tidak ada Anugerah Allah dalam Kristus. Yesus yang ‘bangkit dari kubur dalam keadaan daging’ ditolak dan dianggap Yesus mati dan dikubur, dan Ia hanya bangkit dalam roh. Karena itu SSY tidak merayakan ‘Paskah Kebangkitan,’ melainkan hanya melakukan Perjamuan Malam setahun sekali, dan hanya umat SSY yang termasuk 144.000 orang pilihan yang masuk sorga dan memerintah bersama Kristus saja yang boleh mengikutinya. Karena sejak tahun 1930-an jumlah 144.000 sudah terpenuhi, SSY yang lainnya akan mendiami firdaus dibumi. Non-SSY akan dimusnahkan dan tidak merasakan apa-apa lagi.

KEMATIAN MANUSIA
Bagi SSY, ‘manusia tidak memiliki jiwa yang kekal, orang mati hanya tidur rohani dan sama sekali tidak sadar akan apa pun’ (Pkh.9:5), padahal Mat.10:28 disebutkan jiwa kekal dibandingkan tibuh yang fana. SSY juga tidak mengakui adanya ‘Neraka’ (Yer.7:31), padahal dalam PB dangan jelas Yesus berbicara mengenai ‘api yang tak terpadamkan dimana ada ratapan dan kertak gigi’ (Mat.8:12;25:30) dan ‘Orang kaya sudah merasakan panasnya nyala api ketika ia mati’ (Luk.16:25). Neraka adalah tempat hukuman terakhir berupa lautan api (Why.20:14).

GEREJA DAN PENDETA
SSY sangat alergi akan ‘Gereja’ dan ‘susunan Kristen’ yang dianggap ciptaan setan, dan tidak simpati dengan Pendeta terlebih kepausan yang dianggap sebagai ‘tamak, loba, dan meninggikan diri’ dan mengklaim bahwa SSY hidup setara bersaudara dengan moralitas tinggi. Biasanya gambaran kemerosotan gereja dan kepausan pada abad pertengahan dijadikan gambarannya. Faktanya pada masakini baik Paus, Pastor, dan Pendeta, sekalipun ada yang menyimpang dari panggilannya, banyak yang hidup dalam kasih dan berserah penuh. Sebaliknya sekalipun tidak ada jabatan pendeta dalam SSY, hirarki teokratis bisa lebih otoriter dari kepausan abad pertengahan, pengajaran kebawah dilakukan secara indoktrinasi. Para penatua secara berlapis memerintah atas SSY dibawahnya dan menerapkan disiplin ketat yang bila dipertanyakan dan dilanggar umat bisa terkena ‘disfellowship’ (pengucilan). Badan pemerintahan (governing body) sebagai hirarki puncak paling otoriter dan mengatas-namakan Yehuwa. SSY yang terkena disfellowship akan terbuang dan banyak yang mengalami frustrasi dan bahkan bunuh diri karena mereka sudah terbiasa semua aspek hidupnya terikat, diatur, dan bergantung total dalam ‘persaudaraan’ SSY. Demi disiplin yang melakukan trasfusi darah didisfellowship. Kita perlu berhati-hati mendengar reklame kehidupan ideal dalam SSY. Dr. Jerry Bergman, psikiater mantan SSY, banyak mengobati pasien anggota SSY. Ia mengatakan bahwa SSY yang penurut memang merasa berada di rumah yang kelihatan diluarnya indah itu kalau loyal sepenuhnya, tetapi begitu ia menunjukkan perbedaan dengan kebijakan kerajaan theokratis, ia bisa mengalami tekanan sampai disfellowsip yang berat. Sekalipun disebut etika SSY itu punya standar moral yang tinggi, Cetnar menyebutkan bahwa dalam SSY juga ada yang mempraktekkan hubungan homoseksual, kecanduan narkotik, peminum alkohol diluar pengetahuan penatua mereka, sama halnya dengan masyarakat pada umumnya. Mencari moralitas sesuai kehendak Allah adalah juga harapan setiap orang Kristen dengan kelahiran baru oleh Roh Kudus.

AKHIR ZAMAN
Akhir Zaman adalah obsesi terbesar Russell, dan jantung kepercayaan SSY. Semula Yesus dianggap datang dalam keadaan Roh tahun 1874 dan setelah 40 tahun persiapan Akhir Zaman akan terjadi pada tahun 1914 disusul kerajaan 1000 tahun, namun karena Yesus tidak datang direvisi menjadi 1915 kemudian 1918, namun ia keburu meninggal dunia dalam kekecewaan dan sakit pada tahun 1916. Perhitungan didasarkan angka 7 masa (Dan.4:10-17,25) atau hukuman 7 kali lipat (Im.26:18) yang dianggap 7 X 360 hari = 2520 tahun (1 hari = 1 tahun) dimulai tahun 606 ketika hukuman dimulai dengan penyerbuan raja Babel ke Israel, dan angka itu menunjuk tahun 1914. Entah dapat dari mana, tepatnya penyerbuan Nebukadnezar terjadi pada tahun 587/586 SM, jadi 20 tahun bedanya. Karena belum datang juga Rutherford kemudian meralatnya menjadi tahun 1925 dalam bukunya ‘Millions Now Living Will Never Die.’ Ia bahkan membangun perumahan mewah Beth Sharim (Rumah Pangeran) di San Diego untuk menantikan kebangkitan pertama Abraham, Ishak, dan Yakub. Namun Akhir Zaman tetap belum datang dan Rutherford dalam kecanduan alkohol meninggal di tahun 1942 dan dikuburkan di Beth Sharim, tempat yang kemudian dijual. Knorr, penggantinya, meramalkan tahun 1975 Akhir Zaman terjadi berdasarkan perhitungan bahwa dunia diciptakan tahun 4026 SM dan setelah 6000 tahun jatuh pada tahun 1975, dimana akan dimulai kerajaan 1000 tahun. Dua tahun setelah menyaksikan kegagalan nubuatannya, dengan rasa malu Knorr meninggal pada tahun 1977. SSY kemudian mengembalikan tahun Akhir Zaman kembali ke tahun 1914 dengan pengertian baru bahwa Yesus sudah datang sebagai raja namun tidak kelihatan dan hanya dapat dilihat secara kasat mata oleh Para pemimpin teras SSY.

AKHIR KATA
SSY hidup dalam fanatisme yang luar biasa, namun sayang mereka dibangun diatas fundasi Firman Tuhan yang diputar-balikkan pemimpin mereka tanpa berdaya mengujinya dengan firman Tuhan sendiri. Bila kita belum banyak mengerti sebaiknya menolak kunjungan SSY karena mereka benar-benar sudah terlatih berdiskusi seumur hidup (5 jam perminggu) dan memanfaatkan literatur (terutama ‘Menara Pengawal’ dan ‘Sedarlah’) dengan maksimal. Namun melihat bahwa mereka mendasarkan iman mereka diatas fundasi yang rapuh, umat Kristen hendaknya terbeban untuk menolong mereka dan membawa mereka kepada pengertian Alkitab yang diterjemahkan dengan benar. Umat kristen yang berbeban demikian perlu memiliki hubungan pribadi dengan Yesus dan membekali diri dengan belajar Alkitab dengan seksama dan perlu disadari bahwa kebanyakan SSY berlatar belakang dan punya pengalaman traumatis dengan kekristenan tetapi belum punya hubungan pribadi dengan Yesus, selanjutnya dengan doa dan bimbingan Roh Kudus mengajak mereka kembali kepada Yesus Tuhan kita.

Di Amerika Serikat, banyak mantan SSY yang kemudian mendirikan badan misi untuk mengajak para anggota SSY agar kembali kepada Kristus. Di balik kemajuan, kegagalan demi kegagalan nubuatan akhir zaman mendorong banyak anggota SSY keluar karena tidak lagi percaya otoritas SSY, dan sepanjang sejarah SSY banyak juga yang dapat diinjili dan kembali ke jalan Kristus. Karena itu dibalik militansi SSY, mereka bukannya tidak bisa diajak kembali percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kevin R. Quick setelah 7 tahun menjadi SSY kemudian diajak kembali kepada Kristus oleh seorang ibu tua dan kemudian menulis buku ‘Menyibak Tirai Saksi Yehuwa, pengalaman penganut saksi yehuwa,’ (diterjemahkan LLB, 1994). William J. Schnell aktif sebagai SSY dan kemudian kembali kepada Kristus dan menulis buku ‘Thirty Years a Watchtower Slave.’ William Cetnar selama 8 tahun menjadi pejabat teras SSY sekarang memimpin penginjilan kepada SSY. Raymond Franz kemenakan Frederick William Franz pemimpin SSY, selama 60 tahun menjadi SSY termasuk 9 tahun menjadi anggota Governing Body akhirnya kembali menjadi pengikut Yesus Kristus! Sama dengan SSY dimana semua umat aktif melayani, seharusnya gereja-gereja Kristen juga aktif membina setiap jemaat untuk bukan sekedar menjadi pendengar kotbah yang setia, tetapi umat yang mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi, dan menjadi taat dan pelaku firman-Nya dan rindu untuk ikut memberitakan firman hidup itu.

Amin!

Salam kasih dari Sekertariat (Sumber: http://www.yabina.org/artikel/2009/A%270809.htm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar