Senin, 31 Mei 2010

Roh Kudus dan Hari Pentakosta

“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran … tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh.14:16,26)

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah 1:8)

Ayat-ayat diatas yang ditulis pada abad I dengan jelas menunjukkan adanya tiga pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam keesaan Allah yang tunggal, dan menggambarkan pribadi ketiga yang bernama Roh Kudus, Roh Kebenaran, yang adalah Penolong yang Lain yang diutus oleh Bapa sebagai penghibur yang akan mengajar dan mengingatkan umat serta memberi kuasa dan menyertai umat kristen selama-lamanya.

PENGAKUAN GEREJA-GEREJA YANG AM

Gambaran mengenai Tritunggal diterima secara luas sejak awal sejarah gereja, dan keyakinan akan kepribadian Roh Kudus dengan jelas dapat dibaca dalam pengakuan gereja Katolik Roma (www.newadvent.org/cathen/07409a.htm), yaitu:

· The Holy Ghost is the Third Person of the Blessed Trinity.

· Though really distinct, as a Person, from the Father and the Son, He is consubstantial with Them; being God like Them, He possesses with Them one and the same Divine Essence or Nature.

· He proceeds, not by way of generation, but by way of spiration, from the Father and the Son together, as from a single principle.

Gereja Orthodox Timur mengaku: “The Holy Trinity is three, distinct, divine persons,” demikian pula pengakuan gereja-gereja Protestan, seperti gereja Lutheran yang mengaku: "we worship one God in Trinity, and Trinity in Unity; …For there is one Person of the Father, another of the Son, and another of the Holy Ghost,” demikian juga pengakuan Gereja Presbyterian (Calvinist) di USA: “We trust in the one triune God, the Holy One of Israel, whom alone we worship and serve; Glory be to the Father, and to the Son, and to the Holy Spirit. Amen.” Gereja Baptist yang diwakili Southern Baptist Convention di USA juga mengaku: “There is one and only one living and true God. … The eternal triune God reveals Himself to us as Father, Son, and Holy Spirit, with distinct personal attributes, but without division of nature, essence, or being.”

Gereja Pentakosta tertua (Church of God, Cleveland, Tenessee, 1886) percaya: “In one God eternally existing in three persons; namely, the Father, Son, and Holy Ghost,” dan Seventhday Adventist (1860) mengaku: “There is one God: Father, Son, and Holy Spirit, a unity of three co-eternal Persons.”

Kecuali Gereja Pentakosta (menekankan karunia Roh Kudus dan baptisan Roh) dan Seventhday Adventist (menekankan Akhir Zaman dan hari Sabat) yang tetap menerima keyakinan Tritunggal, pada abad XIX timbul aliran-aliran kultus/sektarian yang menganut faham anti-trinitarian seperti Unitarian (Allah itu Tunggal), Binitarian (Allah itu dua pribadi), maupun Sabelian/Modalism (Allah yang Tunggal menyatakan diri dalam tiga modus; Yesus adalah Yahweh).

ROH KUDUS ADALAH PRIBADI

Saksi-Saksi Yehuwa (Unitarian), Church of God 7th-day (Binitarian), dan Sacred Name Movement (Ada yang Unitarian, Binitarian, dan Sabellian) umumnya sepakat mengikuti faham SSY bahwa: ‘Roh Kudus bukanlah pribadi melainkan tenaga aktif Allah.’ ‘ruach’ (‘pneuma’ dalam bhs. yunani) diartikan sebagai ‘nafas, angin, roh’ yang tidak berpribadi sama halnya dengan ‘tenaga’ atau ‘kekuatan.’

Memang dalam berbagai ayat ‘ruach’ (PL; PB: pneuma) berarti ‘angin atau nafas,’ namun ruach/pneuma juga berarti ‘pribadi roh rasional’ di banyak bagian Alkitab. Strong Concordance menyebut ‘ruach’ sebagai ‘angin, nafas,’ tapi juga ‘roh pribadi rasional.’ Dan ‘pneuma’ juga disebut sebagai ‘angin, nafas’ tapi juga ‘roh pribadi manusia rasional’ atau ‘mahluk roh rasional seperti malaekat, setan, dan Roh Allah, Roh Kristus, dan Roh Kudus.’

Dalam PL ada ayat yang membedakan pengertian ‘Ruach’ dengan ‘Nafas Hidup:’ “Roh (Ruach) Allah telah membuat aku, dan nafas (nishmat) Yang Mahakuasa membuat aku hidup.” (Ayb.33:4). Bandingkan ini juga dengan: “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup (nishmat) ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi mahluk yang hidup (nephesh).” (Kej.2:7). Di sini dibedakan antara Ruach yang adalah pribadi dan Nishmat yang tidak berpribadi yang adalah nafas Allah yang menjadikan Nephesh (nafas, jiwa atau daya hidup) manusia. (SSY menerjemahkan Ruach dalam Ayb.33:4 sebagai ‘Roh’ (NW) tetapi dalam Kej.1:2 diterjemahkan ‘tenaga aktif Allah.’ Dalam Yoh.4:24 kita jumpai ayat berbunyi “Allah itu Roh” (pneuma ho theos), tentu disini ‘pneuma’ berarti ‘pribadi Roh’ sebab kalau mengikuti penafsiran SSY, tentu aneh kalau disebut “Allah itu tenaga aktif.” NW (SSY) juga menerjemahkannya “Allah itu Roh” seperti halnya Ayb.33:4.

SSY menyebutkan tentang roh kudus, bahwa: “Pada suatu peristiwa roh kudus muncul dalam bentuk seekor burung merpati. Pada kesempatan lain seperti lidah-lidah api – tidak pernah sebagai suatu pribadi.” (Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?, hlm.21). Komentar ini menimbulkan tanda-tanya tentang “Apakah yang dimaksudkan SSY dengan ‘pribadi’?” Iblis sebagai mahluk roh tidak digambarkan sebagai pribadi manusia, melainkan sebagai ular, naga, atau kekuatan jahat, demikian juga Allah Bapa digambarkan sebagai cahaya/terang/api menyala yang tidak pernah dilihat manusia atau ditunjukkan dalam bentuk manusia, kecuali Anak Allah dinyatakan dalam pribadi Yesus dari Nazaret. Jadi bila disebutkan bukan sebagai ‘pribadi manusia’ memang tidak, tetapi Roh Kudus sesuai nama-Nya adalah ‘pribadi roh’. Dalam Kis.10:38 dibedakan dengan jelas antara ‘Roh Kudus’ dan ‘kuasa.’

Bila kita melihat banyak bagian Alkitab, sekalipun kadang-kadang Roh Kudus digambarkan seakan-akan hanya sebagai kekuatan yang mendampingi murid-murid, dalam Alkitab terdapat banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah oknum atau pribadi, misalnya disebutkan bahwa Yesus menyebut Roh Kudus sebagai ‘Penolong yang akan mengajar, bersaksi, berkata-kata, dan mendengar’. (Yoh.14:16,26;15:26;16:13). Demikian juga ada ayat-ayat yang mengatakan bahwa roh itu berkata-kata, demikian juga 1Yoh.5:6,8 disebut bahwa air dan darah juga dikatakan memberi kesaksian.

Di seluruh Alkitab kita melihat Roh Kudus sebagai pribadi yang nyata, melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh pribadi. Kita melihatNya dengan pikiran, iteligensia, dan pengetahuan (Rm.8:27; 1Kor.2:11). Ia memiliki kemauan (1Kor.12:1), menunjukkan cinta dan kasih-sayang (Rm.15:30), berbicara kepada Filipus (Kis.8:29), menyuruh Petrus (Kis.11:12), dan menyuruh jemaat untuk mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk tugas pelayanan untuk mana mereka telah dipanggil (Kis.13:2,4). Pada satu kesempatan Ia melarang Paulus berbicara di propinsi Asia (Kis.16:6-7), berbicara kepada sidang jemaat (Why.2:7,11,17,29), dan bergabung dengan gereja mengundang yang lainnya untuk datang (Why.22:7).

Memang dalam Alkitab adakalanya hal-hal bukan pribadi dipersonifikasikan seperti dalam kasus Hikmat, Dosa, dan Kematian, namun itu tidak berarti bahwa semua yang mengenai Roh Kudus dipersonifikasikan sama. Kita melihat juga bahwa Roh Kudus dapat dijadikan sedih atau duka (Yes.63:10;Ef.4:30), dihujat atau dihina (Mat.12:31;Ibr.10:29), dibohongi (Kis.5:3), dan dicobai atau diuji (Kis.5:9). Tidak ada tenaga tak berpribadi seperti cahaya atau listrik yang menunjukkan kesedihan atau cinta-kasih demikian kecuali pribadi. Ciri-ciri pribadi demikian tidak dimiliki oleh kata-kata Hikmat, Dosa, dan Kematian.

Fakta bahwa ia adalah pribadi yang jelas, terlihat juga dalam ayat-ayat seperti Yes.48:16, “Dan sekarang, Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya”. Yesus menyebutkan Roh sebagai pribadi yang jelas ketika mengutip Yes.61:1, “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku.” Lalu Ibr.9:14 menyatakan bahwa Kristus “yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat.” Yesus kemudian menunjuk Roh Kudus sebagai “Penolong Yang Lain” (Yoh.14:16;15:26;16:7).

Roh Kudus diutus Bapa dan Anak (Yoh.14:16;14:26;15:26), dan Roh Kudus bekerja dalam Yesus Kristus (Luk.4:18; Mat.12: 28) dan Orang Percaya (Yoh. 3:6;Mat.10: 20). Demikian juga dalam pembaptisan Yesus kita melihat Roh Kudus digambarkan sebagai pribadi yang bisa bergerak menurut kemauannya sendiri (bagai burung Merpati). Ini tentu berbeda dengan kekuatan batin yang ada dalam pemikiran para mistikus dimana kekuatan itu harus diolah oleh manusia supaya bisa bekerja. Roh Allah juga ada sejak awal (Kej.1:2).

Banyak ayat lain yang menunjukkan perbedaan antara ‘Roh Kudus’ dengan hikmat, dosa, kematian, dan air dan darah yang bisa dipersonifikasikan, karena tidak pernah disebutkan bahwa mendukakan Roh Kudus Allah yang memeteraikan (Efs.4:30) juga berlaku pada kata-kata non-pribadi yang lain itu, demikian juga dikatakan bahwa jangan mendukakan Roh Kudus yang tentu ditujukan kepada suatu pribadi. Berdasar penolakan akan pribadi Roh Kudus ini, maka konsep Roh Kudus yang akan mendiami manusia (1Kor.3:16;6:19) dan kelahiran baru yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Yoh.3:5-8) menjadi tidak jelas dalam ajaran SSY, Church of God, 7th-day, dan Sacred Name Movement (pemuja nama Yahweh).

ROH KUDUS PRIBADI ALLAH

Ada hal yang tidak bisa diberlakukan pada kata-kata non-pribadi yang lain itu namun hanya bisa kepada pribadi yaitu adanya ucapan “menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni” (Luk.12:10). Kita mengetahui bahwa ‘hujatan’ adalah ciri sifat pribadi yang menentang Allah (Why.13), dan kepada para penghujat, nerakalah tempat yang terbaik. Dalam kasus Ananias juga disebut ‘Roh Kudus tidak boleh didustai,’ sebab mendustai Roh Kudus itu berarti mendustai Allah:

“Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? … Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah” (Kis.5:3,4)

Dalam ayat di atas jelas bahwa bukan saja Roh Kudus itu pribadi namun juga disamakan dengan Allah dalam kemuliaannya dan tidak boleh dihujat atau didustai. Luk.12:12 menyebut bahwa “pada saat itu Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan”, menunjukkan dengan jelas bahwa Roh Kudus bukan hanya Allah, pribadi yang tidak boleh dihujat dan didustai, tetapi bahwa ia akan mengajar dan bahkan mendikte apa yang akan kita katakan, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh oknum/pribadi.

Orang-orang dalam Alkitab dapat menyambutNya atau menolakNya, namun mereka menerimanya sebagai Roh Allah (Kej.6:3; Kel.31:3; Hak.6:34; Yes.61:1; Rm.8:9; 2Kor.3:3). Ia adalah Roh dari Bapa (Mat.10:30) dan Roh dari Anak (Gal.4:6). Ia Allah yang benar, sama halnya dengan Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah, seperti mereka, ia memiliki sifat-sifat ilahi. Ia mahahadir (Mzm.139:7-8), mahatahu (Yes.40:13; 1Kor. 2:10-11), mahakuasa (Za.4:6), kekal (Ibr.9:14), dan juga baik sama halnya Allah adalah baik (Neh.9:20; Mzm.143.10).

Dalam ayat-ayat pada pembuka tulisan ini jelas terlihat bahwa Roh Kudus bukan saja pribadi namun juga pribadi Allah yang melakukan pekerjaan Allah (Yoh.16:13-17,26; Kis.1:8). Paulus mengatakan:

“Mereka melintasi tanah Fergia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.” (Kis.16:6)

Banyak ayat lainnya menunjukkan keesaan dan kerjasama yang sempurna, 1Kor.12:4-6 menunjukkan bahwa Roh Kudus, Tuhan Yesus, dan Allah Bapa adalah pribadi sejajar, Efs.4:4-6 mengungkapkan mereka sebagai koordinasi yang sempurna, dan mereka semua tinggal di Bait sebagai Allah (1Kor.3:16;6:19; Kol.1:27).

Hari Pentakosta merupakan puncak janji Tuhan Yesus Kristus bahwa pribadi Allah ke tiga dinyatakan secara penuh menggantikan peran pribadi kedua, Yesus Kristus yang telah naik ke surga. Hari Pentakosta juga sekaligus menunjukkan adanya perbedaan jelas antara Roh Kudus (Ruach/Pneuma) yang adalah pribadi dengan ‘roh’ (ruach/pneuma) yang hanya merupakan nafas/daya hidup yang sudah dipunyai oleh semua orang secara umum sejak dunia dijadikan, sedangkan Roh Kudus sebagai pribadi Allah yang ketiga baru dikaruniakan dan dicurahkan secara khusus kepada umat percaya pada hari Pentakosta, hari kelahiran Gereja Kristen.***

Salam kasih dari Sekertari www.yabina.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar